Sabtu, 23 Februari 2013

Our Dreams, Seoul!

Aku berjalan cepat menyusuri Gangnam seraya sesekali membetulkan posisi syalku agar tetap terlingkar rapih di leherku. Hari ini Seoul begitu dingin seusai turunnya salju kemarin. Apalagi untuk seseorang seperti aku, yang selama 25 tahun hidup di negara tropis, rasanya badanku bisa beku lama-lama berada di luar ruangan seperti ini. Jika bukan karena hari ini spesial, mungkin aku akan tetap berada di dalam rumah, membuat ramyun sambil kembali berkutat dengan buku dan kamus-kamus tebal. Aku memang terhitung baru tinggal di Seoul, baru 3 bulan semenjak aku terpilih menjadi salah satu karyawan yang beruntung untuk mendapat pelatihan keterampilan selama 1 tahun di sini. Menginjakkan kaki di Seoul memang salah satu mimpiku, namun aku tidak pernah menyangka mimpi ini akan menjadi nyata. Apalagi berada di sini dalam waktu yang lumayan lama seperti ini. 

"Ah, itu dia kafenya!" Kataku ketika melihat tulisan "Tous Le Jours" terpampang di depannya. Aku memasukki kafe dan menemukan seseorang yang aku kenal sedang berdiri, tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku pun menghampirinya.

"Akhirnya ketemu juga!" Sapa Ana menggunakan bahasa Indonesia dengan setengah berteriak sambil memelukku erat. Aku pun tidak kalah bahagianya, membalas erat pelukannya. "Iya! Ah gue kangen banget! Akhirnya kita ketemu di sini!" Kataku. Beruntungnya kafe ini sedang tidak ramai, jadi tidak begitu mengganggu ketenangan pengunjung lainnya. Walau ada beberapa pasang mata yang melihat aneh kearah kami. 

"Gimana ceritanya lo bisa dapet pelatihan itu? Ah, lo beruntung banget!" Tanya Ana dengan penasaran, sahabatku ini masih sama, walau sudah 6 bulan tidak bertemu, masih begitu penasaran. Padahal sejak pertama kali aku mendapat kabar gembira ini, aku sudah mengiriminya email, menceritakan secara detail bagaimana aku mendapatkan kesempatan pelatihan ini. Tapi, bukan Ana namanya jika tidak menanyakannya secara langsung.

"Iya, Na. Jadi tuh kantor gue ngadain pelatihan keterampilan wirausaha gitu untuk karyawan-karyawannya tapi ada syaratnya, jadi kita disuruh bikin proposal bisnis kira-kira usaha apa yang mau kita buat tapi bisnis itu harus ada nilai sosialnya juga. Tadinya sih gue gak minat, udah cukup pusing deh waktu kuliah gue buat proposal bisnis gitu, tapi pas gue tau tempat pelatihannya di Seoul, gue jadi semangat deh. Kali aja kan gue bisa ngikutin jejak lo belajar di sini. Eh, Alhamdulillah banget proposal bisnis gue kepilih!" Aku menjelaskan dengan penuh semangat. Ah, rasanya setiap menceritakan kejadian ini aku selalu merasa begitu bersyukur. 

"Wah, Thi hebat hebat! Lo tau gak sih gue sampe teriak-teriak gak jelas pas baca email dari lo. Gue seneng bukan main pas tau lo juga dapet pelatihan di sini. Udah gitu lo dapet pelatihan di sini sebelum gue pulang juga, jadinya kita bisa deh melaksanakan mimpi-mimpi kita keliling-keliling Seoul bareng-bareng." Ana tidak kalah semangatnya. Ana sudah lebih dahulu mendapatkan kesempatan belajar di Seoul. Enam bulan lalu, aplikasi beasiswa bahasanya diterima. Berbeda denganku yang mendapat pelatihan keterampilan dari kantor, Ana mendapat beasiswa untuk belajar bahasa selama 2 tahun. 

Walau sudah berada di Seoul selama 3 bulan, hari ini adalah hari pertamaku dan Ana bertemu. Ya, karena kami berada di sini untuk melakukan pelatihan, jadi kami baru bisa mencocokkan jadwal bertemu hari ini. Dan hari benar-benar terasa spesial, karena selain bertemu Ana, hari ini aku dan Ana juga akan bertemu Iman, Nita dan Sukma, 3 sahabat kami sejak lama. 

Ketika sedang asik mengobrol dengan Ana, terdengar seseorang berteriak dengan gaduh, "GIRLS!!!!" Ketika kami menoleh, ternyata Iman lah sumber kegaduhan itu. Di belakangnya ada Nita dan Sukma. Tentunya tidak kalah hebohnya, dengan setengah berlari dari pintu menuju tempat kami. Ternyata mereka tidak berubah, batinku. Dan mungkin Ana pun berpikir sama denganku. Kami pun seperti teletubies yang bertemu, saling berpelukkan. Ah, rasanya selama 3 bulan terakhir, inilah kebahagiaan yang paling aku nantikan. Tidak pernah terbayang dalam pikiranku bisa bertemu dengan sahabat-sahabatku di tempat yang begitu kami impikan sejak lama, Seoul. 

"Cerita dong ceritain gimana kalian bisa kesini! Tadi Thia baru cerita gimana dia bisa dapet pelatihan di sini." Kata Ana dengan penuh semangat dan penasaran. 

"Siapa nih yang mau cerita duluan? Lo atau lo? Ladies first deh." Kata Iman bertanya kepada Nita dan Sukma.

"Gue deh gue!" Sukma menjawab dengan penuh semangat. "Jadi tuh, gue ada di sini dalam rangka liburan bareng kantor karena salah satu tender kantor gue selesai dengan memuaskan. Dan kalian tau gak sih? Ternyata boss gue bilang, dia mau kerjasama sama salah satu agency di sini! Kemarin kita baru ketemu sama perwakilan agency dari sini. Dan kalau ini berhasil, 6 bulan lagi gue bakal balik lagi kesini untuk nyiapin pameran di sini." Cerita Sukma, dan seketika kami lagi-lagi berteriak-teriak tidak jelas karena terlalu senang mendengar cerita Sukma. Sukma memang sudah tiga tahun bekerja sebagai tim kreatif di salah satu agency di Indonesia.

"Lo gimana Nit bisa diterima di Lotte Hotel? Hebat banget sih, Nit!" Tanya ku penasaran pada Nita.

"Iya beberapa bulan yang lalu gue diminta ngajuin lamaran sama atasan gue, gue gak tau kalau ternyata buat di Lotte Hotel. Ternyata pas gue interview via telepon, mereka bilang kalau ini buat di Lotte Hotel. Tau gak sih? Karena begitu excited, gue sampe ceritain ke yang interview gue, kalau gue udah dari dulu berharap bisa tinggal di Seoul. Terus gue nyeritain mimpi-mimpi kita, gue juga cerita kalau gue dan kalian itu fangirl sejati..."

"Kalau gue fanboy sejati!" Sela Iman.

"Iya kecuali lo lah, Man. Masa lo fangirl, nanti lo ngerebut Taecyon dari gue lagi. Tadinya sih gue pasrah aja lah diterima apa engga, soalnya udah 3 minggu belum ada kabar juga. Eh, tapi selang beberapa harinya ada telepon lagi dan gue dinyatakan lolos! Seneng banget gue!" Nita bercerita tak kalah heboh dan berakhir lagi-lagi dengan kehebohan dari yang lain. Nita sendiri sebelumnya bekerja di salah satu hotel di Malaysia. Ketika aku dan yang lain masih berada di Indonesia, Nita lah yang pertama kali menjejakkan kakinya di negeri orang untuk bekerja.

"Gue, sekarang giliran gue. Kalian harus dengerin dengan baik ya girls! Jadi gini, kalian tau kan gue terobsesi banget jadi editor buat fashion magazine? Kalian tau juga kan di tumblr gue isinya apa? Nah, jadinya 6 bulan lalu itu gue mendaftarkan tumblr gue buat ikutan lomba penilaian fashion blog, hadiahnya itu pelatihan dari salah satu majalah di sini, semuanya gratis. Waktu itu gue nekat aja, sambil ikutan lombanya sambil ngelengkapin berkas-berkas gue, siapa tau gue menang kan ya, eh ternyata Alhamdulillah beneran menang, gue 5 orang beruntung yang dapet pelatihan di sini. Sebenernya sih berangkatnya harusnya masih minggu depan, tapi karena kalian bilang minggu ini kalian mau ketemu, jadilah gue berangkat duluan. Dan akhirnya sekarang kita berlima ada di sini deh bareng-bareng!" Kalimat terakhir Iman itu diucapkannya dengan setengah berteriak. Dan seperti cerita yang lainnya, rasanya tidak afdol jika kami juga tidak ikut berteriak karena senang. Iman sudah lama memang terobsesi menjadi editor majalah fashion. Dia juga sering beberapa kali menjadi freelancer untuk majalah online ketika kami masih kuliah, dan ketika lulus, ia bekerja pada salah satu televisi swasta di Indonesia.

Lima tahun lalu, menginjakkan kaki di Seoul hanya ada dalam mimpi, harapan dan doa kami. Aku tidak pernah menyangka, jika akhirnya kami bisa benar-benar menginjakkan kaki di Seoul, bukan hanya sekedar untuk satu atau dua minggu, tapi juga untuk hitungan bulan bahkan tahun. Aku percaya, semesta akan memberikan energi positifnya untuk orang yang tidak kenal lelah untuk bermimpi dan berusaha. Juga berdoa tentunya. Dan hari ini, aku membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil selama kita masih memiliki semangat. 

Hari ini, kami akan mewujudkan mimpi kami, berkeliling Seoul bersama-sama. Kami harus mempunyai kenangan indah di Seoul, karena ini adalah mimpi kami sejak dulu.....


To be continued.....


1 komentar:

  1. DAEBAK! Satu kata, amin! Semoga Allah menjabah doa ini, nothing is impossible, thank you to my beloved sister for giving me strength, love u all! :* SEMANGAT!

    BalasHapus

 

cinderlila's diary Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template