Rabu, 27 Februari 2013

Our Dreams, Seoul! -4-

Aku sudah tidak sabar untuk sampai di Namsan Tower. Namsan Tower sendiri merupakan pemancar radio yang terdapat di Seoul. Dinamai Namsan Tower karena memang letaknya yang berada di gunung Namsan. Sepengetahuanku, Namsan Tower sudah dibuka untuk umum sejak tahun 1980. Ketinggian Namsan Tower sendiri sekitar 237 meter. Namsan Tower menjadi ikon kota Seoul karena terletak di pusat kota dan salah satu objek wisata yang harus dikunjungi ketika berada di Seoul.

Sebenarnya ada tiga cara untuk sampai ke Namsan Tower, pertama dengan menggunakan mobil pribadi namun tidak bisa langsung sampai di depan menara, kami harus berjalan kaki untuk sampai di bawah menara. Kedua dengan menggunakan kereta gantung, stasiunnya sendiri terdapat di Myeongdong. Dan yang ketiga berjalan kaki dari Myeongdong mengikuti jalan pendakian yang telah disiapkan, alternatif ini sangat direkomendasikan untuk yang suka mendaki gunung, jika kita menggunakan alternatif ini pada musim gugur maka akan disuguhkan pemandangan alam yang sangat indah dimana dedaunan akan berwarna-warni. Aku sendiri sangat ingin merasakan alternatif ketiga itu, namun untuk menghemat tenaga dan waktu akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan alternatif kedua, menggunakan kereta gantung.

Akhirnya kami sudah sampai di stasiun kereta gantung. Beruntungnya kami tidak perlu menunggu kereta gantung begitu lama, karena setelah kami membeli tiketnya, kereta gantung tersebut sudah tersedia. Pemandangan dari atas kereta gantung begitu indah, kerlap kerlip lampu menyinari kota Seoul. Tidak diperlukan waktu yang lama untuk sampai ke Namsan Tower menggunakan kereta gantung, hanya perlu waktu 10 menit. Dan Namsan Tower sudah begitu dekat dengan kami. Dari kereta gantung ini kami dapat melihat atraksi lampu dari Namsan Tower dengan konsep 4 musim. Silih berganti lampu-lampu itu menerangi tubuh Namsan Tower, dari musim gugur, musim dingin, musim semi, musim panas. Sungguh sangat cantik. 

"AH KEREN BANGET!" Kata Iman spontan ketika melihat atraksi lampu 4 musim.

"Iya kereeeennn! Keren banget!" Sukma dan Ana berkata dengan wajah takjub melihat atraksi itu.

"Gue mesti kesini lagi nanti sama suami! Harus!" Timbal Nita.

Aku sendiri hanya bisa diam. Terlalu takjub untuk berkata-kata. Aku benar-benar tidak menyangka bisa melihat ini dengan nyata. Apalagi aku melihatnya tidak sendirian, bersama orang-orang yang selalu meyakinkan aku bahwa suatu saat mimpi kami akan terwujud. Ya. Benar. Mimpi kami sudah benar-benar terwujud. Tanpa aku sadari, air mata mengalir di pipiku. Ah. Aku terlalu bahagia. Thanks God for this happiness. You always keep my dreams, and now you make my dreams come true.

Kami sampai pada bagian puncak Namsan Tower dimana terdapat observatorium. Kami pun menaiki elevator menuju observatorium tersebut. 

"Coba ya nyokap gue ikut, pasti dia langsung inget Goo Jun Pyo." Celetuk Nita. Goo Jun Pyo adalah karakter yang diperankan oleh Lee Min Ho dalam serial BBF, satu adegan dalam serial itu terdapat di elevator yang sekarang ini sedang kami naiki. Dan Ibu dari Nita memang salah satu fans Lee Min Ho. Memang, buah selalu jatuh tidak jauh dari pohonnya. 

"Iya Nit coba lo ajak nanti ke sini. Tapi, nanti nyokap lo cemburu lagi. Kan waktu itu Goo Jun Pyo sama Geum Jan Di ada di elevator ini." Iman menimpali.

"Iya jangan deh nanti yang ada nyokap lo jadi galau, Nit." Sahut Sukma. Aku dan Ana hanya tertawa. Seketika aku merindukan orang tuaku. Ini memang kali pertamanya aku tinggal jauh dari mereka. Semoga suatu saat aku bisa membawa mereka berlibur ke tempat ini, harapku dalam hati.

Di Namsan Tower terdapat 2 bagian yaitu bagian dasar dan bagian puncak. Di bagian dasar terdapat restoran, kafe, toko souvenir dan di sekitarnya terdapat banyak sekali gembok atau gantungan dengan warna dan bentuk apapun. Di Namsan Tower juga sangat identik dengan ritual menggantungkan gembok atau gantungan tersebut, biasanya dilakukan bersama pasangan, sebagai bentuk cinta ataupun hanya sekedar kenang-kenangan.

Dan di bagian kedua yaitu bagian puncak, terdapat observatorium. Dari puncak Namsan Tower ini aku benar-benar bisa melihat pemandangan kota Seoul dengan sangat indah. Kerlap-kerlip lampu seakan mendominasi semesta. Observatorium ini berbentuk bulat dan hampir disetiap kaca terdapat tulisan kota-kota besar di dunia dan jarak kota tersebut dari Seoul. Kami berkeliling observatorium dan tidak lupa menggambil foto bersama, sebagai kenang-kenangan dan sebagai bukti bahwa mimpi kami sudah terwujud. Puas berkeliling observatorium, kami turun ke bagian bawah untuk menggantungkan gembok yang memang sudah kami siapkan. Ya, waalau tidak pergi bersama dengan pasangan masing-masing, anggap saja ini bukti cinta kami satu sama lain.

"Nickhun waktu itu gemboknya yang mana ya?" Tanya Ana sambil repot mencari-cari gembok besar yang pernah Nickhun dan Victoria gantungkan di sini. Malam-malam begini mencari gembok di antara ratusan gembok? Ya, hanya Ana lah yang melakukannya.

"Duh si Ana emang nih kurang kerjaan banget." Ucapku seraya menulis beberapa kata dalam gembokku. Aku membawa 2 gembok yang berbentuk hati untuk aku gantungkan, yang pertama berisi namaku dan yang kedua berisi nama seseorang yang sudah hampir 1 tahun ini mengisi hatiku. Sebelum aku berangkat ke Seoul, Ia memang aku minta untuk menulis namanya dan harapannya, awalnya ia menolak dan bingung untuk apa. Tapi kelak nanti aku akan datang bersamanya ke sini, dan aku akan memperlihatkan gembok ini.

"Bani? Siapa tuh Bani?" Teriak Nita ketika melihat Sukma menuliskan nama tersebut di gemboknya.

"Ah rese kan Nita!" Sukma buru-buru menutupi gemboknya.

"Siapa tuh Bani? Kasih tau dong, Ma." Pintaku

"Oh, jadi sekarang main rahasia-rahasiaan nih ya. Oke, Ma. Fine. Cukup tau." Goda Iman kepada Sukma.

Sukma memang jarang membicarakan tentang pria yang sedang dekat dengannya. Dia memang pernah cerita jika ada seorang pria yang mendekatinya dan ingin serius dengannya. Tapi sampai saat ini hanya itu yang aku dan yang lain ketahui. Sukma berpendapat ia akan berbagi kebahagiaan itu jika waktunya sudah tepat. Ia tidak ingin mengumbar sesuatu yang belum pasti. Dan kami sebagai sahabatnya, mengerti sekali seperti apa Sukma, maka selama ini kami menghargai keputusanya. Dan kami seketika menajadi sangat penasaran seperti apa sosok Bani, pria yang berhasil membuat wajah Sukma begitu memerah ketika namanya diucap.

"Iya, abis gantungin gembok ini, kita makan terus gue ceritain deh sambil makan." Jawab Sukma menyerah.



To be continued.....

0 komentar:

Posting Komentar

 

cinderlila's diary Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template