Teruntuk ajeng yang engga lagi pacaran dan nemenin sahabatnya mamam esklim,
Hahahaahaaaha :)))) jangan syiok gitu ya dapat surat cinta dari gue, nanti esklimnya belantakan.
Um.... gue bingung sih ini mau nulis apa. Karena obrolan kita selalu absurd dan kadang makna cinta juga absurd, jadilah surat cinta ini mendarat di tab mention lo *padahal yang ngirim lagi mamam esklim di samping lo. Oke, sekarang serius.
Engga kerasa ya, udah hampir tahun kedelapan kita temenan, sahabatan, saudaraan kayak gini. Walau pas umur delapan tahun, gue masih asik naik delman dan lo udah berkeliling dataran eropa, engga ada yang nyangka kalau delapan tahun lalu kita ketemu dan berakhir semesra ini, mamam esklim berduaan. Semesta hebat!
Karena siapa sangka, lo, cewek tulen yang (DULUNYA) pendiem ini bisa betah jadi sahabat gue, cewek grasak-grusuk yang super bawel ini selama delapan tahun. Selama tiga tahun satu kelas dan selama itu jadi temen sebangku, ternyata masih belum cukup puas untuk ngukir cerita pertemanan kita. Walau harus beda kampus dan ketemu banyak teman baru, kita tetap ber-ada-gula-ada-semut-an.
Buat orang lain, mungkin delapan tahun engga ada apa-apanya. Tapi, buat kita, mungkin tepatnya gue, itu berarti banget. Karena selama delapan tahun ini, banyak banget hal yang dibagi satu sama lain, banyak pelajaran yang selalu bisa gue ambil dari cara lo bersikap. Terima kasih banyak, Jengs.
Lo masih ingat surat satu tahun lalu? Di sana tertulis, "Jengs, sesekali lo dong yang marah dan ngambek. Jangan gue terus." Dan tulisan itu gue sesali. Entah beberapa waktu lalu, kita itu kenapa. Tapi, dari delapan tahun ini, beberapa waktu lalu itu lah yang terburuk buat gue. Kalau orang lain mudah untuk bilang "yaudah sih, lo cari aja teman baru." Buat gue gak semudah itu, Jengs. Dan lo pasti tau, hati gue sangat 'pemilih' dalam berteman. Dan gue luar biasa lega, ketika inbox gue terisi pesan "dalila ketemu dong sebentar, mau cerita."
Jengs, terima kasih ya sudah menjadi sahabat yang begitu setia, yang selalu dengan mudah mengiyakan saat gue minta ketemu hanya untuk sekedar menyeka air mata gue. Terima kasih sudah menganggap gue seperti saudara sendiri. Terima kasih untuk delapan tahun yang sangat menarik. Kelak, gue akan mampu meyakinkan anak gue kalau seorang sahabat itu pasti ada.
Jangan ragu untuk bercerita, kapanpun itu, selama gue mampu pasti gue akan selalu menjadi pendengar yang baik. Karena menjadi sahabat yang baik buat lo adalah satu hal yang akan selalu dengan senang hati gue lakuin.
With love,
Dalila.
*Ps: Terima kasih karena sudah bersedia nemenin gue mamam esklim hari ini. :9