Beberapa hari ini,
ada beberapa hal yang mengganjal hatiku. Ketika keimanan seseorang
dipertanyakan hanya dari tampak luar media sosialnya. Hanya dari berapa sering
ia menyebarkan dalil-dalil kebaikan di media sosialnya. Hanya dari seberapa
cepat ia memperlihatkan dirinya yang berhijrah.
Tapi, bagiku...
Tidak pernah
memposting tentang agama bukan berarti tidak beragama. Hanya untuk sebagian
dari mereka, ibadahnya cukuplah ia dan Tuhannya yang tau. Sebagian dari mereka
tidak berdoa dengan hastag, tapi diam-diam di pertiga malam.
Sebarkanlah walau
hanya satu ayat. Tidak hanya tentang memposting ceramah, dalil, atau petikan
hadist. Tapi juga tentang berlaku baik pada sesama. Mengajarkan ilmu baru kepada
teman di sekolah atau rekan kerja. Menghargai setiap ciptaan-Nya. Berbagi
makanan kepada tetangga. Menjadi pendengar yang baik untuk mereka yang sedang
terluka hatinya. Bertoleransi kepada pemeluk agama lainnya. Bukankah Rasul kita
pun seperti itu? Menyebarkannya secara nyata dengan cara yang indah.
Hijrah pun bukan
hanya sekedar tampilan luar yang berubah. Tapi juga tentang bagaimana caramu
memandang mereka yang masih dalam langkah belajar. Bisakah tidak mencemoohnya?
Tidak mendosa-dosakannya? Jangan sampai kehijrahanmu membuat ia takut, takut
untuk maju atau bahkan ia memilih berbalik arah karena yang ia lihat di
depannya hanya seseorang sepertimu yang begitu mudah menghakimi...