Sabtu, 5 Maret 2016.
Berhubung malam ini gak ada kerjaan, gak mood nonton drama—hidup
gue dua mingguan ini udah penuh drama, cuma sendirian di kosan dan kemarin baru
aja lega selega-leganya karna visa Korea akhirnya approved. Gue memutuskan buat
sedikit sharing tentang pengalaman tentang visa Korea yang sungguh bikin sakit
kepala dari beberapa bulan lalu. Kenapa? Coba aja kalian search di google,
pasti banyak banget pengalaman-pengalaman dan rumor-rumor yang bikin takut bin
mules gak kelar-kelar tentang visa Korea ini. Terutama tentang saldo tabungan
yang mengendap. Jadi gue akan sedikit buka-bukaan tentang hal itu.
Gue dan dua teman berencana liburan ke Negeri Oppa-Eonni
bulan April mendatang. Berbekal nekat dan Airasia promo bulan Juli 2015 lalu,
kita akhirnya memutuskan untuk beli tiket PP Jakarta – Kuala Lumpur – Seoul –
Kuala Lumpur – Jakarta seharga 2,9juta rupiah untuk keberangkatan 15 April 2016
dan kepulangan 22 April 2016. Murah? Iya lumayan. Eits, tapi jangan salah,
tiket ini belum termasuk bagasi dan meal inflight. Kalian harus menambah
515ribu rupiah sekali jalan untuk bagasi 20kg. Tapi, gue sendiri memutuskan
untuk tidak membeli bagasi saat pergi.
Tadinya gue berencana untuk apply visa bulan Maret
pertengahan. Tapi karna dua teman gue mau apply visa di bulan February, jadilah
gue ikutan. Karna usut punya usut, kalau
kalian ke Korea bareng teman-teman/keluarga, apply lah visa kalian pada saat
yang sama. Setidaknya itu bisa bikin konsulatnya berpikir, ada yang bisa back-up
kalian kalau amit-amit di sana terjadi sesuatu.
Mulai February pertengahan, kami bertiga sudah mulai
menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan. Syarat-syaratnya bisa kalian baca di
web Kedutaan Korea Selatan. Berkas yang gue kumpulkan antara lain :
1. Paspor Asli
Perlu kalian tau, passport gue adalah paspor 24 halaman. Yang
pas bikin sampe ada drama antara gue dan petugas imigrasi Depok. Gue kekeuh mau
bikin 24 halaman karna gue mikir gak akan habis juga paspor ini dalam waktu 5
tahun. Toh menurut web imigrasi, fungsi, derajat & masa berlaku antara 24 & 48
halaman sudah sama. Yang membedakan hanya jumlah halaman & tarifnya. Tapi ketika di kantor imigrasi Depok, gue sampai diharuskan
bikin surat bermaterai yang menyatakan bahwa tidak akan menuntut imigrasi Depok
jika gue ditolak masuk ke suatu negara, karena kata mereka paspor itu hanya
untuk TKI. Hell to the O, gue gak paham kenapa info di web Imigrasi ini gak nyampe dan gak bisa dipahami sama petugas imigrasi Depok. Negara kita gini amat ya? Sesama petugas Imigrasi aja infonya gak nyampe. Hvft.
2. Fotocopy Halaman Depan, Halaman Yang Ada Cap Negara-Negara Dan Halaman Belakang Paspor
Paspor gue hanya berisi cap dua negara tetangga; 1 kali
Malaysia dan 3 kali Singapura. Paspor teman yang lain, hanya berisi 1 negara
dan yang satu lagi masih bersih tanpa cap.
3. Fotocopy Kartu Keluarga
4. Formulir Aplikasi Visa
Untuk form aplikasi ini bisa di download di web kedutaan,
berisi 5 lembar, diisi dengan huruf kapital dalam Bahasa Inggris dan
ditandatangani.
5. Foto Terbaru
Fotonya berukuran 3,5 x 4,5 berlatar putih dengan wajah yang
terlihat jelas. Jika kalian berhijab, usahakan hijab kalian tidak menutupi alis
ya. Di tempel di formulir aplikasi visanya.
6. Surat Jaminan Dari Kantor
Surat ini gue buat berbahasa Inggris yang intinya
menjelaskan bahwa benar gue adalah karyawan di perusahaan tersebut, perusahaan
sudah tau gue berniat mengambil cuti untuk berlibur ke Korea Selatan dan akan
menjamin gue tidak akan mencari pekerjaan di sana. Surat ini ditujukan untuk
Head of Section Consulate Visa Section The Embassy of South Korea. Jangan lupa
dengan kop surat dan cap perusahaan ya. Surat ini bisa digantikan surat
pengangkatan jika kalian berstatus pegawai negeri—itu yang dipakai oleh salah
satu teman gue saat apply visa. Jika kalian belum bekerja, kalian bisa
mengganti surat ini dengan surat jaminan dari orang tua kalian, bisa
ditandatangani di atas meterai.
7. Slip Gaji
Slip gaji asli tiga bulan terakhir. Slip gaji gue ada yang
gajinya masih prorate karena gue baru pindah kerja. Jadi kalau denger kalian
harus bekerja minimal 1 tahun di perusahaan, gak usah takut. Saat apply, gue
baru 3 bulan bekerja di perusahaan sekarang.
8. Fotocopy SIUP
Bisa kalian minta ke HRD atau bagian legal di perusahaan
kalian bekerja. Bilang aja untuk keperluan apply visa.
9. Print SPT 2014 & Tanda Terima E-Filling
Berhubung bukti potong untuk SPT 2015 belum keluar dan gue
belum bisa lapor pajak, jadi gue pakai SPT 2014. Saat itu gue udah lapor pajak
menggunakan E-Filling, jadi SPT nya bisa kalian print dari web e-filling. Dan gue
juga menyertakan email tanda terima E-Filling.
10. Fotocopy Kartu Jamsostek
Kalau sekarang sih sebutannya BPJS Ketenagakerjaan, bisa
kalian copy kartunya. ini gak wajib karena teman gue lainnya tidak punya. Tapi kalau
kalian punya, bisa disertakan.
11. Surat Referensi Bank
Surat ini bisa kalian minta ke bank, bilang saja untuk
keperluan visa. Gue sendiri pakai Bank BCA. Saat itu gue datang langsung ke
kantor cabang pembuka rekening, tapi menurut Customer Servicenya, bisa
dilakukan di cabang manapun tapi ada waktu tunggu paling lambat 3 hari dengan
biaya 50ribu rupiah yang akan dipotong langsung dari tabungan kita. Jangan lupa
membawa KTP, ATM dan buku tabungan. Disurat itu bisa kalian pilih mau
dinyatakan nominal tabungan kita atau tidak. Dan gue memilih untuk menyatakan
nominal tabungan. FYI, nominalnya adalah nominal pada tanggal kalian
mengajukan. Teman gue yang lain, ada yang menggunakan BNI & Mandiri. Syaratnya
sih sama, hanya waktu dan biayanya saja yang berbeda. Di Mandiri jadi hari itu juga
dengan biaya 100ribu rupiah dan BNI jadi keesokan harinya dengan biaya 200ribu
rupiah.
12. Rekening Koran
Nah ini nih yang bikin banyak drama. Drama tentang rekening
koran ini udah bermula dari bulan November. Karena jika kami berencana apply
bulan February, kami diharuskan untuk memiliki rekening koran bulan November,
Desember dan January dengan saldo yang cantik. Sedangkan saat itu saldo gue di bulan November jelek
sejelek-jeleknya. Gue emang udah bekerja tapi dengan status lagi kuliah dengan
biaya sendiri, nabung adalah hal yang berat buat gue. Hiks. Tapi, senangnya
salah satu teman yang ikut berangkat, berbaik hati meminjamkan saldonya untuk
mengendap di rekening gue sementara mulai bulan Desember—ini bisa jadi jalan keluar buat kalian yang saldonya gak seberapa kayak gue. Tapi tetap aja itu
gak serta merta bikin jumlah tabungan gue jadi 50juta seperti yang travel agent
wajibkan—gue pernah telpon Panorama & Dwidaya, keduanya mengharuskan saldo
mengendap minimal 50juta selama tiga bulan.
Di bulan Desember & January
saldo gue masih belum juga menjadi 2 digit di depan, baru di bulan February
akhirnya bisa mengendap sebanyak 10juta koma sedikit. Pada saat cetak rekening
koran, di bank gue meminta dicetakan rekening koran bulan November, Desember
dan January. February belum bisa dicetak saat itu karena masih bulan berjalan. Jadi
gue menyiasati dengan mencetak sendiri dari internet banking lalu meminta
pengesahan dari Bank BCA. Ketika apply nya, yang gue lampirkan hanya bulan
Desember, January dan February (hanya sampai tanggal 19) tapi tetap membawa
rekening koran November jaga-jaga pihak keduataan meminta. Untuk dua teman gue
yang lain, saldo di rekening mereka juga hanya berkisar 13juta – 16juta rupiah.
Jadi jangan percaya kalau travel agent bilang saldo mengendapnya minimal 50juta.
Karna ini Korea Selatan we are talking about, yang sama-sama masih Asia. Mungkin
beda hal kalau kalian apply visa Eropa, Amerika atau Australia.
13. Asuransi Perjalanan
Ini sebenarnya gak ada dipersyaratan kedutaan, cuma gue
lampirkan sebagai bukti gue serius untuk pergi berwisata ke negara mereka dan
tidak akan menyusahkan negara mereka jika amit-amit terjadi suatu hal. Asuransi
yang gue beli yaitu Axa Smart Traveller sebesar 300ribuan. Dua teman gue
lainnya tidak menyertakan asuransi.
14. Fotocopy ID Card Kantor
Gue sendiri tidak menyertakan ini, dua teman gue lainnya
menyertakan.
Setelah semua berkas lengkap, kami bertiga datang ke
Kedutaan pada hari Jumat, 26 February 2016. Kami sampai jam setengah 9 dengan
nomor antrian 11. Dan jam 9 kami sudah dipanggil untuk menyertakan ketiga
berkasnya. Setelah diperiksa, tidak ada berkas yang kurang, kami membayar
sebesar 560ribu rupiah untuk satu orang untuk visa kunjungan single. Setelahnya kami diberi bukti
pembayaran dan diberi tau perkiraan tanggal jadi yaitu 4 Maret 2016. Kami pulang
dengan harap-harap cemas yang lebih kepasrah disetujui atau tidak disetujui
sampai tanggal 4 Maret tiba.
Sebelumnya kami diberi tau untuk menelpon terlebih dulu
tanggal 4 Maret diatas pukul 10 untuk menanyakan bagaimana status visa kami. Tapi jam
10 kami diberi tau bahwa visa masih proses dan bisa menelpon lagi jam 2 siang. Karena
penasaran, akhirnya jam 1 kurang 15 gue memutuskan untuk mengecek melalui web
Visa status visa kami. Daaaaaannnnnnnn yeeeaaaaayyyyyy!! Pihak Kedutaan Korea Selatan sepertinya membaca surat yang gue pernah tulis dalam rangka #30HariMenulisSuratCinta awal February lalu—oke gak usah dibahas lagi tentang surat surat cinta apalah itu daripada hidup gue drama lagi. Yang penting adalah visa kami bertiga approved!!! Jam
2 gue menelpon kedutaan untuk menanyakan apakah visa sudah bisa diambil,
ternyata sudah bisa diambil dari jam 2 – 4 sore.
Korea Selatan,
See you soon~~~ wish us have a safe flight and have a fun
trip—dan ketemu Oppa kesukaan kami—ya!
Salam,
Dalila.
Ps: Jika ada yang ingin ditanyakan atau ingin meminta contoh
pengisian formulir aplikasi dan contoh surat jaminan kantor, tinggalkan saja
email kalian. Akan gue kirimkan contohnya.
Update:
Sesuai dengan pengumuman yang tertera pada web kedutaan Korea Selatan, ada tiga perubahan yaitu:
1. Per tanggal 17 Oktober 2016, SPT dan rekening koran tabungan 3 bulan terakhir beserta surat referensi bank menjadi wajib untuk disertakan. Jika tidak memiliki SPT, harus melampirkan surat pernyataan yang menjelaskan alasan tidak memiliki SPT.
2. Per tanggal 11 Juli 2016, pengalaman mengunjungi negara OECD (seperti Jepang) tidak menjadi persyaratan mendapatkan multiple visa.
3. Per tanggal 1 Mei 2016, meskipun telah memiliki visa Jepang, kita tidak dapat lagi mendapatkan bebas visa transit di Korea Selatan selama 30 hari. Jika ingin mengunjungi Jepang-Korea, maka diharuskan untuk memiliki dua visa negara tersebut.
4. Per 2 Maret 2018, untuk mempersingkat waktu pengajuan maka dokumen harus disusun sesuai ketentuan di link berikut ini
5. Per April 2018, sesuai info dari kedutaan berikut ini pengajuan aplikasi visa harus dilakukan secara pribadi dan tidak bisa diwakili oleh orang lain (kecuali ada hubungan keluarga dan berpergian bersama) Jika kalian tidak berada di Jabodetabek atau tidak bisa datang sendiri ke Kedutaan untuk menyerahkan berkas, maka kalian WAJIB apply pengajuan visa di Travel Agent yang terdaftar dan ditunjuk oleh Kedutaan. List Travel Agent yang ditunjuk dapat dilihat di sini
6. Per 9 April 2018, Kedutaan mengubah cara pembayaran pengajuan visa. Jika sebelumnya, pembayaran hanya by cash di loket pada saat pengajuan, mulai 9 April pembayaran pengajuan visa hanya dapat dilakukan di KEB Hana Bank sesuai info dari Kedutaan berikut ini
Note:
Teman-teman yang sudah membaca postingan ini dan ada yang ingin ditanyakan, bisa langsung mengirimkan pesan ke email berikut ini. Dikarenakan saya khawatir tidak dapat mengecek kolom komentar. Mohon maaf kepada semuanya yang sudah bertanya di kolom komentar tetapi tidak kunjung saya respon dan baru hari ini (08 April 2018) saya log-in ke blog ini lagi. Terima kasih!