Teruntuk semua yang menyakitiku,
Entah harus bagaimana sebenarnya untuk menyapa kalian. . .
Entah juga harus darimana aku memulai. . .
Sebelumnya, aku ingin bertanya satu hal. . .
Pernakah kalian mengalami luka fisik akibat goresan benda tajam? Jika pernah, pernah kah kalian menetesi luka itu dengan air jeruk? Taukah kalian bagaimana rasa sakit yang akan timbul dari luka itu? Perih bukan?
Ya! Itulah yang kali ini aku rasakan. . . Terluka. Perih. Seperti luka itu.
Aku tidak pernah bahkan sama sekali tidak pernah terpikir bahwa aku akan mendapatkan luka itu. Apalagi, dari orang yang begitu mengenal diriku, yang begitu dekat denganku. Tempat aku berbagi kebahagiaan, tempat aku menumpahkan kekecewaan, tempat aku melarikan diri dari masalahku selama ini.
Apakah selama ini tingkahku membuat kalian muak dan lalu membalas dengan menorehkan luka ini agar aku mengerti?
Apakah kalian tidak menyadari betapa besar kasih sayangku untuk kalian? Sehingga akan menjadi sulit untukku menyembuhkan luka dan kemudian berdamai dengan kalian. Karena sayangku yang begitu besar terhadap kalian sehingga menimbulkan kekecewaan yang juga begitu besar.
Tolong, jangan paksa aku untuk segera menyembuhkan luka ini. Karena proses seperti itu akan membuat luka ini meradang. Biarkan saja imun tubuhku yang akan dengan sendiri menyembuhkannya, tanpa aku tau kapan luka ini akan benar-benar sembuh dan tidak meninggalkan bekas. Bersabarlah. Seperti aku yang bersabar menahan perih demi menyembuhkan luka ini.