Jumat, 29 November 2013

Aku Rindu, Hanya Itu.

0 komentar

Aku tak permah tau harus bagaimana memulainya. Jangan harap aku bicara, karena menulis sepatah katapun saja aku susah. Begitu banyak rasa yang terasa. Waktu harusnya mampu berbicara, namun entah..... ia diam saja. Seakan suka kita tak saling tegur sapa.

Mungkin aku salah dan mungkin kamu juga tidak sepenuhnya benar. Mungkin aku benar dan mungkin kamu tidak sepenuhnya salah. Tidak kah seharusnya seperti itu?

Aku rindu. Hanya itu.
Kepada kamu yang setiap waktu bercerita, tentang apa saja yang kamu rasa.
Aku rindu. Hanya itu.
Kepada aku yang menjadi tempatmu berbagi tawa atau air mata.
Aku rindu. Hanya itu.
Kepada kita yang tak pernah ingin berpisah.
Aku rindu. Hanya itu.
Kepada waktu yang membuat kita satu.
Aku rindu. Hanya itu.
Kepada kamu yang siang tadi tersenyum hampa kepadaku.
Aku rindu.
Kepada kamu.......... sahabatku.
Hanya itu.

Senin, 11 November 2013

Cinta, kah?

0 komentar
Kami bertemu kala itu dalam sebuah acara, yang mereka bilang pesta. Aku datang seadanya, hanya sekedar menggugurkan perintah. Beda dengannya, yang terlihat begitu ceria.

Kami tak saling sapa apalagi berbagi canda. Aku pun tak banyak bicara. Hanya menikmati setiap acara. Sampai akhirnya Sang Pemilik Pesta berbicara, tentang cerita cinta yang ia punya.

"Ah, bahagianya." Hatiku berbicara, dengan iri yang membara.

Mataku berkeliling dan terpana oleh dia, pria yang sedang tersenyum bahagia. Di sampingnya ada seorang wanita yang raut wajahnya terlihat begitu bahagia.

"Ah, ada banyak cinta rupanya." Lagi-lagi hatiku berbicara.

Pria itu sepertinya merasa aku memperhatikannya begitu lama. Ia membalas tatapanku seakan berkata, "Hatiku sudah ada yang punya."

Aku memalingkan wajah, mencegah hati semakin semena-mena. Ini tak boleh menjadi rasa yang kelak hanya akan menyiksa.

"Sesederhana dan secepat inikah datangnya rasa? Yang mereka bilang cinta."

Minggu, 10 November 2013

Kami

0 komentar

Rintik hujan sore ini
Mengingatkanku pada dia yang tak pernah aku miliki

Yang sering kali berujar "hati-hati"
Ketika mengetahui aku berjalan sendiri dalam sepi

Dia, lelaki yang begitu aku ingini
Namun tak Tuhan beri

Tuhan tak pernah benar-benar menyamai rasa kami
Walau beda tak ada dalam hati

Namun Tuhan tak pernah benar-benar menjauhi
Walau jarak membentang jutaan ribu mili

Aku tak pernah mengerti
Mengapa Tuhan tak menyatukan kami

Namun, Dia begitu memahami
Mengapa Tuhan tak memisahkan kami

......................

Nyatanya, Tuhan lihat kami tak saling melengkapi.

 

cinderlila's diary Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template