Jumat, 23 September 2016

Cinderlila; Dan Paspor TKI

0 komentar
Halo! Cinderlila is back!!

Yeay! Akhirnya sekarang akan bisa sering-sering nulis karena skripsi akhirnya selesai!! Dan kali ini gue mau bahas tentang paspor 24 halaman. 

Paspor yang kata orang banyak—termasuk petugas Imigrasi—adalah paspor TKI. Yang setiap kita mau buat mereka—petugas Imigrasi—akan menakut-nakuti kita dengan bilang “Ini paspor TKI, nanti kamu gak bisa masuk lho buat liburan.” 

Itu lah yang gue alami ketika 3 lalu gue memutuskan untuk bikin paspor 24 halaman. Alasan gue akhirnya apply untuk paspor 24 halaman karena saat itu gue mikir, gak bakalan habis itu halaman paspor selama 5 tahun buat gue. Dengan keadaan gue yang baru aja kerja 1 tahun dan gaji seadanya, mau kemana sih gue 5 tahun ke depan? Bisa ngelilingin Asia Tenggara aja gue seneng. Makanya daripada sayang itu halaman paspor gak kepake, mendingan gue bikin yang 24 halaman toh hak dan kedudukannya sama menurut web Imigrasi —kalian bisa cek langsung di webnya.

Jadilah, saat itu gue apply paspor 24 halaman via online di web Imigrasi. Setelah menyelesaikan pengisian data dan pembayaran di bank, gue datang ke Imigrasi Depok sesuai dengan tanggal yang ditentukan dengan membawa semua persyaratan yang ditentukan. Sesampainya di Imigrasi Depok dan masukin semua dokumennya, kemudian berkas dicek dan gue dipanggil untuk sedikit interview dan foto, petugas Imigrasi tersebut kemudian ngomong gini,

Petugas Imigrasi: “Mbak, mau bikin paspor 24 halaman?”

Gue: “Iya, Pak.”

Petugas Imigrasi: “Mbak, paspor 24 halaman itu untuk TKI. Nanti Mbak gak bisa masuk lho ke negara-negara tertentu.”

Gue: “Kata siapa pak paspor 24 halaman itu sekarang masih untuk TKI? Bapak kan petugas Imigrasi ya, seharusnya bapak tau dong kalo di web Imigrasi itu ditulis bahwa paspor 24 dan 48 halaman itu hak dan kedudukannya sama.”

Petugas Imigrasi: “Iya sih mbak sekarang udah sama tapi ada beberapa negara yang belum tau.”

Gue: “Nah itu bapak udah tau. Kalau pun beberapa negara belum tau, itu tugasnya siapa untuk ngasih tau?”

Setelah gue ngomong gini, petugasnya agak bete mungkin kesel gue jawab mulu kali ya, tapi toh gue bicara bener kan?

Petugas Imigrasi: “Iya tapi tetep aja mbak kita gak mau ya bertanggung jawab kalau mbak gak dikasih masuk ke negara tertentu.”

Gue yang dengernya seketika kesel. Lho lho lho!?!?!? Sama warga negaranya sendiri aja, pemerintahan kita gak mau bertanggung jawab, gak mau melindungi lho. Tadinya mau gue omongin kayak gitu tapi daripada gue makin ribut sama ini petugas jadinya gue gak jadi ngomong.

Gue: “Emang negara mana sih pak yang gak ngebolehin?” tanya gue sinis.

Petugas Imigrasi: “Ya, kayak Amerika, Eropa, Australia gitu mbak.”

Gue: “Saya gak bakal ke sana juga pak dalam waktu 5 tahun ke depan. Belum mampu. Bapak emang mau bayarin saya? Udah saya tetep bikin yang 24 halaman, Pak.”

Petugas Imigrasi: “Yaudah kalo mbak ngeyel. Tapi mbak harus bikin surat pernyataan di atas materai kalau tidak akan menyalahkan Imigrasi Depok kalo mbak dilarang masuk.”

Gue: “Heran, sama warga sendiri aja gak mau melindungi. Iya saya bikin pak tenang aja, saya gak akan nyalahin.”

Dan akhirnya kalimat tersebut terucap dari mulut gue. sumpah saat itu gue kesel bukan main. Bener-bener kesel, sedih, kecewa campur lah jadi satu. Untuk hal yang kayak gini aja, ketauan kan kalau negara kita birokrasinya jelek? Antara web Imigrasi aja sama petugas Imigrasi sendiri gak sinkron. Jadi gue ngerti deh kenapa sampe beberapa negara yang belum tau bahwa mulai 2010, paspor 24 halaman itu sudah bisa untuk semua WNI juga hak dan kedudukannya sama dengan paspor 48 halaman. Yang membedakan hanya jumlah halaman dan harga saat pembuatannya. Tapi 1 tahun setelah gue buat paspor itu, beredar kabar kalau per 2020 itu paspor biasa ditiadakan dan menjadi e-paspor.

Setelah semua drama dengan petugas imigrasi itu, 3 hari kemudian paspor gue jadi. Dan sampai tulisan ini di tulis, Alhamdulillah gue bisa masuk ke 6 negara tanpa ada pencekalan ataupun wawancara di Imigrasi negara-negara tersebut. Ya memang sih enam negara tersebut hanya negara di Asia dan cuma 1 yang memerlukan apply visa terlebih dulu.

Ini dia paspor TKI gue hahahaha


Enam negara tersebut adalah Malaysia, Singapura, Hongkong, Macau, Korea Selatan dan Thailand. Gue masuk ke negara-negara tersebut tanpa dipersulit, tanpa ada pertanyaan “Ini kan paspor TKI” (pas gue mau ke Singapura, Mas Imigrasi di Bandara Soekarno Hatta malah yang ngenye begitu tuh, “Mbak kok paspornya paspor TKI?” yang gue jawab cuma dengan tatapan sinis.) Dan bahkan bisa lolos apply visa untuk Korea Selatan.

Jadi, kalau sekarang masih bisa bikin paspor 24 halaman dan kalian pun berpikir hal yang sama kayak gue—gak bakal habis itu paspor—jangan takut untuk bikin paspor 24 halaman. Jangan takut gak bisa berpergian ke negara yang sudah pernah gue kunjungi itu.

Dan Maret 2017 insyaallah gue akan ke China, doakan tidak ada halangan juga ya.


 

cinderlila's diary Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template