Kamis, 31 Januari 2013

For My Daddy, Dedy...

0 komentar
"Kakak udah sampe?" 
"Iya, kakak udah sampe kantor kok."  

Begitu bukan percakapan rutin kita, yah? 10 menit setelah ayah menurunkan kakak. Tidak perlu khawatir, yah. Hari ini cuaca sangat bagus, tidak ada hujan dan tidak ada banjir. Handphone kakak pun aktif, kan? Tidak seperti hari itu hehe... Maaf ya yah kalau hari itu ayah jadi super khawatir karna kakak gak jelas keberadaannya. Hari itu juga sebenernya sih kakak rasanya mau nangis aja, ngeliat banjir dimana-mana. Sendirian dan gak bisa renang pula hehe...

Yah, ini surat kedua kakak untuk ayah kan? Ayah masih inget gak kakak pernah ngirim surat juga setahun yang lalu. Kalau tahun lalu, surat buat ayah itu ada di hari kedua. Tapi sekarang ada di hari terakhir di bulan pertama. Ada maknanya lho, yah. Terakhir itu selalu identik dengan perpisahan, yang selalu identik dengan kesedihan. Dan pertama selalu identik dengan pertemuan, pertemuan juga lebih indentik dengan kebahagiaan. Ya walaupun maknanya emang agak sedikit maksa sih yah, tapi kakak berharap sampai hari terakhir kita, kita akan selalu bahagia.

Yah, tau engga kalo kakak punya panggilan baru dari orang kantor yaitu, "anak papi". Gara-gara kakak menghilang beberapa jam itu dan ayah panik nelponin kantor mulu, yaudah terciptalah panggilan itu. Kakak malu sih dengan panggilan itu. Eits, bukan karena kakak malu jadi anak ayah tapi karena mereka, yang cuma denger nada suara ayah melalui telpon, bisa bilang ayah itu sayang banget sama kakak. Sedangkan? Kakak sendiri acuh tak acuh sama ayah. Mereka pikir kita itu dekat banget yah. Padahal nyatanya kita gak sedekat yang mereka pikir. 

Yah, melalui surat ini kakak mau minta maaf sama ayah untuk semua yang pernah kakak lakuin. Untuk setiap tetes air mata ayah karena kakak, kakak minta maaf. Yah, semuanya juga bukan kesalahan ayah. Semuanya karena kita yang kurang saling mengerti. Karena kakak yang terlalu egois dan jalan pikiran ayah yang terlalu rumit kakak mengerti. Perlahan, kakak janji untuk mengikis sedikit demi sedikit keegoisan kakak. Kakak juga akan selalu belajar melihat segala sesuatu dari sudut pandang ayah. Kelak, kakak adalah salah satu orang yang paling mengerti ayah, selain mama. Janji.

Yah, terima kasih untuk segala cinta yang tanpa akhir untuk kakak. Bahkan saat kakak menjauh, ayah tetap ada, dengan cinta yang tidak berkurang sedikit pun. Terima kasih untuk segala pengorbanan ayah untuk kakak. Ayah jangan pernah lagi bilang "Maaf ya kak, ayah cuma bisa begini." Karena untuk kakak, segala yang ayah lakukan sudah sangat lebih dari cukup. Kakak yah yang harusnya minta maaf, karena pengorbanan ayah belum bisa kakak ganti. Bahkan mungkin gak akan pernah sanggup kakak ganti. Terima kasih ya yah untuk segalanya.

Yah, ketika kelak nanti ada seseorang pria yang datang menemui ayah untuk meminta kakak menjadi pendampingnya, tolong ajarkan dia bagaimana cara mencintai kakak. Karena hanya ayah pria yang paling paham betul cara mencintai kakak. Ajarkan dia cara mencintai kakak dengan sederhana, tanpa berlebihan tapi selalu menjadikan kakak yang paling spesial. Ajarkan dia juga cara ayah mencintai keluarga mama layaknya keluarga ayah sendiri. Ajarkan dia bagaimana bersikap serius namun romantis dan tetap humoris. Ajarkan dia cara setia walau disekitar banyak penggoda. Ajarkan dia cara bertanggung jawab sebagai kepala keluarga. Karena kakak selalu menyukai cara ayah melakukan semua itu.

Yah, masih sama seperti surat satu tahun lalu. Kakak lagi-lagi baru bisa berjanji untuk membuat ayah bangga sama kakak. Maaf ya yah. Ayah mau kan bersabar sedikit lagi? Kakak masih dan sedang berjuang untuk ayah, untuk mama dan juga diru. Tolong ridhoi segala yang kakak lakukan selama itu bermanfaat, karena kakak sangat meyakini ridho ayah dan mama lah penentu lain dalam keberhasilan kakak. Amini segala mimpi-mimpi kakak ya, yah.



With Love,


Your little daughter, Qifthi.

Rabu, 30 Januari 2013

Kamu, Calon Imamku...

0 komentar
"Jika namamu yang tertulis di Lauhul Mahfudzku, niscaya rasa cinta itu akan Allah tanamkan dalam diri kita."

Assalamualaikum, calon suamiku...
Apa kabar kamu? Bagaimana pagimu? Tidakkah kamu lupa untuk subuh berjamaah? Semoga tidak :) Jangan lupa pula untuk sarapan sebelum mengawali harimu. Perut yang kosong tidak baik untuk beraktifitas. Makanlah seadanya dulu, kelak aku akan membuatkanmu sarapan setiap paginya. Jangan khawatir dengan masakanku, kelak masakanku lah makanan favoritmu. Bekerjalah dengan semangat! Dengan penuh ikhlas hingga semua tidak akan terasa berat. Jangan lupa untuk menyempatkan Dhuha, sisipkan namaku dalam tiap doamu.

"Tugasku bukan mencari dirimu, tetapi mensolehkan diriku."

Aku? Disini aku baik-baik saja. Aku pastikan aku menjaga diriku dengan sebaik-baiknya. Kamu tidak perlu khawatir, Allah selalu hadir untuk menjagaku. Pagiku juga indah, hanya saja aku bahkan sudah merindukan subuh berjamaah denganmu. Setiap pagi aku juga sarapan dengan baik, ya walaupun memang bukan masakanku, tapi aku selalu belajar untuk mengingat rasa dari setiap makanan itu. Jadi, kelak aku bisa membuatkannya untukmu. Oh ya, kamu tau? Aku selalu berangkat pagi-pagi buta untuk bekerja. Tapi tidak perlu cemas, aku menyukainya. Udara pagi begitu menyejukkan. Calon imamku, sama sepertimu yang akan selalu menyisipkan namaku dalam doamu, aku juga akan melakukan hal yang sama. 

"Wahai seseorang yang telah tertulis dalam Lauhul Mahfudzku, imamku, dan ayah dari anak-anakku dalam perjalanan hidupku nanti. Aku percaya kau sedang memperbaiki dirimu, membolehkan dirimu untuk menjadi imam kepada tulang rusukmu dan buah hatimu kelak."

Kamu, apapun yang sedang kamu lakukan, aku percaya semua itu akan membawamu menjadi pribadi yang lebih baik. Karena aku pun sedang melakukan hal yang sama. Biarlah waktu menemukan kita dalam sebaik-baiknya waktu. 

Kamu, siapapun kamu, semoga kamu bukanlah orang yang pernah menorehkan luka dalam hatiku. Karena aku percaya sesuatu yang baik harus diawali dengan baik. Mari kita mulai sejarah kita dengan indah, dalam sebaik-baiknya perasaan.

Kamu, dimanapun kamu berada, aku yakin selalu ada Allah di hatimu. Dengan begitu aku bisa percaya, aku menunggu orang yang tepat. Di sini, di hatiku, akan aku pastikan selalu ada Allah di dalamnya. Hingga kelak kita bisa berjumpa dalam alasan yang sama yaitu mencintai-Nya.

Kamu, calon imamku...
Jangan tergesa-gesa untuk menemukanku. Persiapkanlah dirimu dengan sebaik-baiknya, karena kamu adalah jalanku menuju surga. Aku pun tidak akan tergesa-gesa untuk menemukanmu, aku akan mempersiapkan diriku dengan sebaik-baiknya, agar kelak aku mampu menjadi pemberat pahalamu di hari akhir. Sekarang yang perlu kita lakukan adalah menutup rapat-rapat pintu hati kita untuk orang lain. Hingga pada saatnya tiba, hatimu akan menjadi kunci untuk hatiku. Begitu pun sebaliknya.

Dari, aku yang menunggumu dihari pernikahan kita.


Calon Istrimu.

Selasa, 29 Januari 2013

Surat Cinta Untuk Kotaku, Belitungku...

0 komentar
Rindu.
Hanya kata itu yang terlintas di benak ku saat aku mendengar nama mu.
Bahkan rindu tak cukup mampu menjelaskan betapa aku ingin jumpa.
Aku merindukan setiap sudut keindahan mu..
Aku merindukan sinar mentari di ufuk timur mu..
Aku merindukan kelembutan setiap butiran pasir putih mu..
Aku merindukan senyum keramahan penduduk mu..

Sudah berapa lama kita tidak jumpa? Ah~ sudah 5 tahun aku tak mengunjungi mu. Sudah lama sekali ternyata.... pantas saja aku begitu merindukan mu. Oh iya, setahun setelah mengunjungi mu, aku jatuh sakit, saat itu tante yati sedang ada di sini. Ia bilang, aku jatuh sakit karena mu. Katanya, karena aku mengabadikan salah satu pakaian pengantin yang biasa penduduk mu pakai. Tante yati bilang ada penghuni yang tidak senang. Saat setelah aku mengabadikan itu kamera ku juga rusak karena terjatuh ke pasir putih mu. Sampai saat ini, kamera itu juga tidak bisa diperbaiki. Tante yati bilang itu juga karena sebab yang sama. Benarkah? Penghuni mu tidak senang? Jika iya, sampaikan maaf ku untuk nya.

Setahun lalu juga aku sempat berencana untuk mengunjungi mu, namun ternyata batal karena ada hal mendesak di sini. Ah~ mungkin semesta iri karena aku terlalu mencintai dan merindukan mu, jadilah ia tidak mengijinkan kita berjumpa. Kelak aku akan membujuk semesta agar kita bisa berjumpa. Dan ketika kita berjumpa nanti, bolehkah aku tetap mengabadikan setiap sudut keindahan, kehangatan, keramahan dan kelembutan mu? Tidak dengan kamera ku, namun dengan mata hati ku.

Doakan aku berhasil membujuk semesta ya.


Dari aku yang merindukanmu, Belitung ku.

Senin, 28 Januari 2013

Halo Senin~!!

0 komentar
Pagi, Senin.
Rasanya aku tidak perlu lagi menanyakan kabar mu, karna kita sudah saling menyapa bahkan sejak matahari dan bulan belum saling bertemu untuk berganti tugas. Pagi ini aku menyapa mu dengan senyum dan semangat, semoga itu mampu membuat kita bersahabat sampai perpisahan kita malam nanti. 

Senin...
Kamu tidak perlu sedih, aku bukan seperti mereka-mereka yang membenci mu. Aku menyukai mu. Ah~ iya memang dulu aku juga seperti mereka yang selalu mengumpat dan membenci kedatangan mu. Tapi sekarang tidak lagi. Serius. Sekarang aku adalah salah satu fans mu. Aku menyukai mu! Kenapa aku menyukai mu? Karena kita sama. Kita sama-sama anak pertama. Jangan tertawa mendengar alasan ku itu. Kamu adalah anak pertama dari hari. Sebagai anak pertama, aku mengerti bagaimana rasanya menjadi kamu. Kadang mereka lebih memanjakan adik-adik kita, kan? Mereka lebih memanjakan adik bungsu mu, si minggu itu, kan? Tapi, tenang saja. Aku menyukai mu. Jujur saja, aku kadang bingung dengan cara kerja adik bungsu mu itu. Bagaimana bisa dia membuat aku dan mereka-mereka itu seharian hanya menjadi seorang pemalas? Membosankan. Hey~ tapi jangan bilang-bilang adik bungsu mu ya. 

Senin...
Aku menyukai mu karena menurut ku, kamu adalah penentu suasana hati ku untuk melewati adik-adik mu itu, si selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu dan minggu. Aku juga selalu suka dengan cara mu menyapa aku dan mereka yang membenci mu itu, selalu penuh hangat. Kamu bahkan selalu menggantungkan harapan-harapan baru untuk kami. Kamu menyadari tidak, mereka yang membenci mu itu lucu. Coba kamu pikir, mereka teriak-teriak membenci mu, mengumpat mu dan menyalahkan kedatangan mu tapi mereka selalu mempersiapkan waktu lebih awal untuk menyambut mu. Lucu, kan? Mereka bahkan tidak pernah benar-benar membenci mu. Mereka hanya tidak tau, jika tidak ada kamu, adik bungsu mu si minggu itu tidak akan menjadi spesial. 

Jadi, jangan bersedih ya senin! Selalu lah sapa aku dan mereka dengan hangat. Kali ini mungkin aku yang menyadari jika kamu menyenangkan tapi mungkin nanti mereka juga akan menyadarinya. 


Tertanda,



Fans baru mu ^^



Ps: Salam untuk adik-adik mu ya, sampaikan padanya aku juga menyukai mereka ^^9


Minggu, 27 Januari 2013

Balas melalui mimpi ya, nek...

0 komentar
Teruntuk Nenek Upi..

Apa kabar nek? Bagaimana disana? Allah pasti menjagamu dengan baik. Nenek bahagia pasti ya. Qifthi rindu~
Qifthi? Disini qifthi baik-baik saja kok nek, dan akhir-akhir ini ada saja yang membuat qifthi tertawa. Tapi, tawa itu tetap tidak mampu menutupi rasa rindu untuk nenek.
Mama? Mama juga baik-baik saja. Kami (qifthi dan diru, nenek belum pernah bertemu dengan diru karena 3 bulan sebelum diru lahir nenek sudah pergi) sudah bisa menjaga mama. Walau kadang sesekali mama menangis karena merindukanmu. 
Ayah? Tentunya ayah juga baik. Walau ia sering mengeluh letih, tapi ia masih saja ngeyel untuk tetap bekerja. Katanya, ia ingin membuat kami bahagia.
Diru? Nenek ingin tau seperti apa ya diru? Diru nakal nek. Susah sekali untuk dinasehati. Tapi, jangan khawatir, ia begitu mencintai mama, ayah dan tentunya qifthi. Ya, walaupun dia tidak pernah bilang.

Nek, tau kah? Mama dan tante dian berebut untuk kelak juga tinggal dirumah terakhirmu. Mereka bilang, mereka ingin nenek peluk agar mereka tidak kesepian. Aku juga ingin. Bolehkah?

Nek, sudah 15 tahun semenjak kepergianmu. Qifthi masih ingat dengan jelas, hari nenek pergi. Saat itu qifthi satu-satunya anak kecil yang menangis dan berada tepat disamping nenek. Qifthi juga masih ingat wajah nenek terakhir kali. Nenek cantik. Putih sekali. Oh iya! Nenek juga tersenyum bahagia. Ah~ rasanya qifthi tidak perlu menangis kala itu. Bukankah nenek sendiri pergi dengan bahagia? Lalu apa yang perlu qifthi tangisi? Maaf ya nek, karena tangis qifthi itu mungkin nenek pergi dengan penuh cemas.

Nek, kata orang, orang baik itu selalu pergi dengan cepat. Allah tidak membiarkan mereka lebih lama berurusan dengan hal duniawi yang tidak ada habisnya. Qifthi rasa itu benar. Betapa Allah menyayangi nenek. Allah tidak membiarkan nenek ikut pusing dengan masalah yang kini berdatangan. Tapi, nenek tidak perlu khawatir. Qifthi percaya Allah selalu mendampingi kami disini.

Nek, sekarang cucumu ini sudah punya nafsu makan yang besar. Bayangkan, qifthi yang dulu sampai nangis padahal hanya disuruh makan, sekarang bahkan bisa empat sampai lima kali makan dalam sehari. Oh iya! Disini sekarang sudah jarang ada ondel-ondel. Qifthi masih inget deh, dulu waktu nenek nyuruh ondel-ondelnya berhenti untuk istirahat dirumah, malah nenek sampai menyediakan makan dan minum untuk mereka, padahal saat itu cucu nenek ini menangis sesegukan karena ketakutan. Tapi sekarang walaupun kadang masih suka kaget kalau liat ondel-ondel, qifthi gak sampe nangis kok. Qifthi nurut kan sama nenek untuk gak gampang nangis?

Surat ini qifthi tulis dikantor, nek. Iya. Cucu mu yang dulu hanya bisa menangis karena dimarahi ayah, sekarang sudah bekerja. Bulan depan juga qifthi akan melanjutkan S1. Doakan ya, nek. Semoga setiap langkah qifthi dipermudah oleh Allah. Seperti yang dulu nenek bilang, "Qifthi harus jadi anak pintar. Qifthi harus bisa buat mama dan ayah bangga." Sekarang qifthi masih dan sedang berusaha untuk itu.

Nek, ada banyak sekalii yang ingin qifthi ceritakan. Tapi jika semuanya qifthi tulis disini, entah akan sepanjang apa surat ini. Balas surat ini ya nek, melalui mimpi. Disana qifthi akan bercerita banyak denganmu. Qifthi juga ingin mendengar seperti apa tempatmu disana. Qifthi tunggu balasan nenek. Qifthi tunggu nenek hadir dimimpi qifthi.


Love,



Cucu kesayanganmu, Qifthi.

Sabtu, 26 Januari 2013

Randomly Random

0 komentar
26 Januari 20xx
10.30 KST (Korea Sanaan dikit Time)

Teruntuk,
@ajeng_yf
@raismansodikin
@sartikakusuma
@cutinong

Anyyeong yereobuuunnn~~
Gimana kabar hari ini jeng, mon, tik, nong? Engggg... Tunggu sebentar ya tetep disini jangan kemana-mana, mau buatin teh buat Yonghwa dulu ya. Cangkeman~~

*datang kembali dengan membawa teh untuk yonghwa, lalu yonghwa duduk disamping nemenin istrinya nulis surat*

Gimana kabarnya kalian? Jeng, tau gak sih kemarin gue liat Jun.K lagi sama cewek di depan jalan Daegu!! itu siapa jeng? Gue gak sempet negor soalnya gue sama Yonghwa lagi buru-buru mau jenguk mami mertua. Biasalah menantu kesayangan. Jeng, sekarang harga tanah di Daegu berapa deh per meternya? Gue mau beli tanah nih disana, segenggam aja sih dulu. Lumayan kan nabung, beli segenggam terus segenggam lagi, lama-lama jadi bukit kan. Eh bentar ya jeng, ada tamu nih... Tunggu~

*datang lagi dengan Jonghyun, Jungshin dan Minhyuk*

Ternyata adik ipar yang pada dateng hehe.. Eh Moooonnnn... Kemarin katanya batal ya liburan ke laut china? Gue denger-denger katanya sekarang lo lagi ngurusin visa mau ke laut jawa, lo mau pindah mon kesana? Mau ngajak siapa? Your destiny Yoona atau Mommy Hyosung? Eh apa Bora? Raina? Nana? Ah~ taulah lo mah banyak banget sih. Jadi cowok tuh mesti setia dong. :p Oh iya, by the way lo pindah ke laut jawa naik apa? Elang berbelalai atau lumba-lumba berbulu? 

Tika sama Inong apa kabar nih? Masih pada terobsesi sama adik ipar gue gak? Ah~ sayang banget tau si Jonghyun itu udah jadian sama Sulli. Lagian sih kalian malu-malu kucing. Tik, masih sering telat tik? haha makanya pinjem elang emon aja tuh biar cepet. Ngomong-ngomong si Junho kok bisa sabar banget ya tik sama lo? Pasti Junho nikahin lo pas dia lagi ketawa deh, jadinya dia merem kan tuh gak ngeliat lo. Pas dia melek lagi, yaudah apa boleh buat. Inong gimana nong sekarang masih sama Taecyon? Tau gak sih nong, kemarin masa ya gue dinyanyiin Never Let You Go sama Seulong. Ah~ untung disitu ada Yonghwa kalo gak mungkin gue udah luluh nong.

Eh kapan nih kita ketemuan lagi? Terakhir kan waktu si Jun.K ulang tahun itu kan. Kalo mau ketemuan jangan dadakan ya kasih taunya, jet gue kan lagi dicuci salju. Ngeringinnya itu lho yang lama, soalnya stock kanebo gue lagi abis. Apa mau ketemuan ditempat gue? Kebetulan sih kemarin gue udah berhasil membeli kroya. Kesini transportnya gampang kok, nanti lo naik aja pesawat jurusan korea yang via malaysia terus ke hongkong china jepang taiwan amerika inggris jerman belanda, nah nanti lo turun aja deh dipertigaan antara korea utara sama korea selatan, nah disitu deh kroya. Gimana? Mau gak? Pasti ajeng demen deh nih ketemu jungshin. Tika sama inong tapi jangan sedih ya kalo nanti jonghyun sama sulli. Emon kalo dateng ajak yoona jangan segala bawa seohyun lho. 

Eh kayaknya suratnya sampe sini dulu deh, gue udah ditunggu yonghwa nih dia mau silahturahmi nih sama junhyung. Duh gue degeun-degeun nih. Doain ya biar mereka pada gak berantem. Tapi kayaknya sih engga. Mungkin yonghwa mau nitipin gue ke junhyung soalnya dia kan mau world tour tuh. Jangan lupa dibales suratnya ya. Udah gue selipin perangko balasan tuh. Dan kalian harus jawab tebak-tebakan ini, siapa nama artis korea yang namanya kalo diucapin permainan jadi berhenti sementara? Cewek. Hayo siapaaa?

Jaljaaayoooo~~!! ^^


Tertanda,


Istri Yonghwa.


Note: Thank you for the laughter that you gave. I'm glad to know and be your friend. Hopefully we can still laugh together. I hope you are also happy to be my friend~

Kamis, 24 Januari 2013

Tuh kan ketauan (ʃ⌣ƪ‎)

0 komentar
07 : 40 WIB 
Ditulis dari balik selimut.


HALOOOOOO!!
Tuh kan ketauan sepagi ini kamu udah baca surat ini (ʃ⌣ƪ‎) pasti kamu lagi menginspeksi akun twitter aku ya? Iya kan iya kan? Ngaku aja deh~ gak apa-apa kok, tapi aku gak nanggung lho kalo kamu sakit hati karena baca tweet aku. Soalnya aku bukan agen asuransi yang bisa nanggung sakit kamu. Apalagi sakit karna baca tweet aku. Salah kamu dong kepo gitu. (ʃ⌣ƪ‎)

Kamu mau tau apa sih dari twitter aku? Aku baik-baik aja kookkk. Selama 6 bulan ini aku baik-baik aja. Gak usah khawatiran gitu deh, akal sehat aku udah kembali kok. Jadi kamu gak usah khawatiran gitu. Aku malah lagi seneng-senengnya nih soalnya aku jadi istrinya Yonghwa (ʃ⌣ƪ‎) eh eh kamu tau kan dari dulu aku udah obsesi banget sama Yonghwa? Terus sekarang aku udah berhasil jadi istrinya Yonghwa~! Harusnya kamu seneng dong, iya dong? 

Surat ini sih singkat aja ya, aku cuma pengen bilang sama kamu, aku gak masalah kamu mau ngecekin twitter aku tiap hari kek, buka-buka percakapan aku ditwitter kek, terserah kamu aja lah. Dari dulu kan aku emang gak pernah bisa ngelarang kamu. Tapi kamu harus tau, aku bahagia. Bahagia sama hidup aku sekarang. Bahagia sama tweetan aku itu. Bahagia sama percakapan-percakapan aku itu. Dan dari semua itu, gak pernah terbesit lagi nama kamu. Jadi, resiko kamu sendiri ya kalo kamu masih ngeyel buat kepo gitu.

Aku memilih untuk gak hubungi kamu lagi karena aku menghargai hidup kamu. Aku harap, kamu menghargai hidupku juga.


Tertanda


@ddLylaa, istri tercintanya Yonghwa (ʃ⌣ƪ‎)

Rabu, 23 Januari 2013

Selamat Ulang Tahun, Neng..

0 komentar
Teruntuk @19_Maryam

SELAMAT ULANG TAHUN, SITIIIIIIII~!! (bayangin gue sambil heboh ya ngomong kayak gini hehe)

Neng, ini surat ke-10 gue di #30HariMenulisSuratCinta. Tahun lalu, gue juga nulis buat lo kan ya juga pas banget dihari ulang tahun lo. Inget gak? Tapi surat yang tahun ini baru lo bisa baca sehari setelah ulang tahun lo, anggep aja pengiriman suratnya terganggu karena macet hehe

Neng, selamat hari lahir ya~! Semoga kedepannya lo makin sukses untuk gapai semua mimpi-mimpi lo. Semoga Allah selalu melindungi dan memudahkan langkah lo dalam kebaikan. Semoga dimudahkan ya sidangnya. Segera jadi dokter ya~ biar bisa bantu banyak orang ^^9 Pokoknya, doa-doa yang baik deh buat sahabat gue yang satu ini. 

Sekarang umurnya 21 tahun ya? Buat gue 21 itu tahun terberat selama gue hidup. Mungkin tahun itu gue lagi dibentuk buat jadi dewasa kali ya. Dan gue bersyukur setidaknya gue bisa ngelewatin beberapa masalah dengan baik, walau masih ada masalah yang nyisa sampe sekarang, tapi gak masalah. Sekarang gue bersyukur banget setidaknya masalah-masalah itu bisa jadiin gue makin kuat untuk tahun kedepannya. Semoga kelak nantinya lo pun sama, bisa ngelewatin masalah-masalah yang akan ada didepannya. Semoga Allah juga ngasih kekuatan lebih buat lo hadapin masalah-masalah di depan. Jangan cepet nangis, lho. Kan udah mau jadi dokter. Percaya deh neng, setiap masalah yang dateng, walau saat itu kita pikir itu bencana, tapi di depannya akan ada yang bisa kita petik.  

Nyokap gue pernah bilang kayak gini neng, "Ketika kita melepaskan sesuatu untuk Allah, maka Allah akan memberikan segalanya untuk mu." Dan itu gue yakinin banget. Walau dalam hidup ada beberapa hal yang harus kita lepasin, tapi Allah pasti ganti itu sama yang lebih baik. Tentunya diwaktu yang baik pula. Jadi neng, terus semangat ya~!!

Neng, kalau nanti lo butuh temen cerita, jangan ragu buat cerita sama gue. Selama gue mampu, pasti gue bantu. Kita itu kan bukan cuma sekedar sahabat, tapi saudara. Ya kan? Neng, terakhir ketemu kapan ya? Oh tanggal 29 Desember kemarin, ya? Sama Ajeng, Ardhya & Indah. Ah~ padahal belum sebulan tapi udah kangen masa.. Pengen cerita-cerita lagi niiiihhhh >,< Tanggal 24 nanti jadi kan? Jadi ya pokoknya~!

Sekali lagi, SELAMAT ULANG TAHUN SITI MARYAM ISTIQOMAH :)


With Love,


Dalila ^^

Selasa, 22 Januari 2013

(Bukan) Surat Cinta Untuk Rafael...

0 komentar
Surat ini (anggep aja) ditulis dengan penuh cinta dari hati yang terdalam.

Sebelum suratnya dimulai, ini yang enak manggilnya apa ya? Rafael terlalu panjang. Eel aja gimana? Biar lebih singkat padat jelas akrab terus kan biar serasa kayak anaknya Ahmad Dhani (ʃ⌣ƪ‎) eh anaknya Ahmad Dhani itu El ya bukan Eel? Yaudah gak apa kan ya sebelas duabelas. Eel, tau gak ini surat apa? Ini tuh surat hari ke-9 dalam program #30HariMenulisSuratCinta, nah tiap selasa itu surat cinta nya bertema. Hari ini tema nya surat cinta untuk seleb, orang terkenal gituh. Nah, Eel kan seleb terkenal kan ya diantara para............ Enggg... Kalo fansnya Sm*sh itu namanya apa? Maaf nih jangan tersinggung, tapi emang aku nya suka lupaan gitu (ʃ⌣ƪ‎) Ya, pokoknya intinya Eel terkenal aja deh gitu ya.

Aku nya mau sedikit cerita awal tau Eel boleh, kan? Awalnya jujur deh demi apapun aku nya engga tau Eel itu yang manah. Sm*sh itu apah. Tapi terus tiba-tiba setahun yang lalu ada temen yang tiba-tiba bilang gini "Ini mirip personel sm*sh tau thy" sambil nunjuk suami aku, pas aku nya lagi nonton suami aku di MV, Eel tau kan MV itu apa? Itu lho Music Video, kalo di Indonesia mah Video Clip. Nah, dari situ deh awalnya mulai penasaran pengen tau emang beneran mirip apa engga sih. Soalnya temen-temen aku nya ya pada heboh bener bilang Eel mirip suami aku. Eh iya, Eel mending kenalan dulu deh sama suami aku. Namanya Jun Hyung, cukup panggil Joker aja sih biar keren (ʃ⌣ƪ‎). Nih fotonya....



Ehm... Eel ngerasa gak mirip sama suami aku? Aku sih iya (._.) Aku nya malah kadang ngerasa frustasi sendiri kalo mau ngebedain antara suami aku sama Eel. Terus juga ya masa aku nya pernah udah kegirangan banget ngeliat foto yang aku pikir suami aku, eh ternyata itu malah fotonya Eel. Coba deh mau ditaruh dimana coba harga diri aku? Masa gak bisa ngebedain suami sendiri (._.)/|

Enggg...... Aku nya mau tanya dong, kenapa sih kok Eel sekarang ini gayanya Eel malah jadi makin persis sama suami aku? Eel ngefans juga ya sama suami aku? Engga apa-apa sih nanti aku mintain tanda tangannya deh buat Eel. Sekalian di baliho juga engga apa-apa kok. Aku nya sih bukannya engga suka ya ngeliat Eel persis sama suami aku, tapi emang Eel gak kasihan sama aku? Aku kan jadi frustasi sendiri karna kadang bahkan sering banget gak bisa bedain yang mana suami aku nya yang mana Eel. (T_T)

Coba deh bayangin kalo Eel punya istri tapi istrinya Eel malah ngira orang lain itu suami nya, kan sedih kan? Iya pasti suami aku, si Joker itu juga sedih pasti deh :"( malah kan kita LDR. Kan jadi sedih kan? (T_T) Jadi maka nya ini aku nulis surat cinta ini buat Eel, biar Eel nya gak mirip-mirip lagi sama suami aku nya. Eel pasti baik hati kan ya? Mau kan ya biar engga mirip-mirip lagi sama suami aku nya? Ini aku nya nulis surat ini sambil frustasi juga bedain foto dibawah ini, mana yang suami aku mana yang Eel (._.)/|


Tertanda,


Istrinya Joker yang lagi frustasi bedain mana suaminya mana Eel.


Ditulis untuk: @rafaell_16

Senin, 21 Januari 2013

To be single

0 komentar
Postingan ini gue tulis cuma karna iseng aja. Karna tiba-tiba ada temen yang bilang "Udah enak punya pacar, malah putus." Bukan bermaksud untuk memprovokasi yang udah berpasangan. Cuma pengen sharing aja sih menurut pemikiran gue, dan pengalaman gue juga.

Jadi single itu untuk kebanyakan orang identik sama yang namanya kesepian, gak ada yang perhatian, galau, gak ada temen sharing dan hal-hal mengenaskan lainnya. Pernah temen gue juga ngetweet begini "Punya pacar juga kadang galau sih. Tapi gak punya pacar juga pasti tambah galau." Kalo tweet itu ditweet saat gue baru jadi single, mungkin gue bakal nangis-nangis sesegukan nyeselin keputusan gue itu. Tapi, untungnya tweet itu ada setelah kesadaran gue kembali. Gue sendiri sih engga memungkiri kalau jadi single itu enak. Ketika awal-awal menyandang gelar single, gue juga pontang-panting sih meyakinkan diri sendiri kalo ini keputusan terbaik.

Jadi single buat gue itu berarti melepaskan tali ketergantungan gue sama seseorang. Saat punya pasangan, gue hampir bahkan selalu berharap lebih sama pasangan. Kadang, suka jadi kesel sendiri kalo ternyata pasangan gak bisa diharapkan. Misal aja sih yang gampangnya, pasti kalau punya pasangan kan berharap dong kalau kemana-mana bisa ditemenin, dan kalau ternyata pasangan gak bisa, pasti jadi kesel kan? Padahal sebenernya, semuanya bisa dilakuin sendiri. Itu bukti kan kalau gue jadi ketergantungan?

Gue pernah baca kutipan salah satu buku (yang judulnya gue lupa), "Ketika kita memilih untuk melepaskan sesuatu yang menjadi milik kita, maka akan datang sesuatu yang lebih baik yang menggantikannya." Dan kutipan itu emang bener sih (setidaknya menurut gue). Siapa sih orang yang bisa dengan mudahnya ngelepasin seseorang yang (mungkin) selama ini jadi yang paling ngertiin kita? Semuanya pasti berat, dan gue juga ngerasain hal itu. Tapi, berjalannya waktu, gue ngerasa malah ada hal-hal yang lebih baik yang berdatangan. Contoh paling mudahnya sih, emosi gue yang lebih stabil. Waktu punya pasangan dulu, engga jarang tiba-tiba gue jadi uring-uringan karena hal sepele. Dan pas single, gue hampir bahkan jarang uring-uringan gak jelas (paling kalau lagi capek aja). 

Kalau menurut orang jadi single itu kesepian. Gue rasa ada yang salah sama otaknya. Sekarang gini deh, dirumah aja kan ada orang tua, kakak & adik. Terus  masih ada temen & sahabat, dan yang pastinya ada Allah. Darimana asalnya itu kesepian? Mereka semua itu dianggep apa coba? Kalau mau curhat ada Allah yang selalu buka sesi curhat 24 jam. Ada orang tua juga, yang bakal dengan senang hati dengerin anaknya cerita banyak hal. Mungkin engga semua orang bisa cerita hal apapun ke orang tua, tapi kan masih punya temen. 

Kalau menurut orang jadi single berarti gak ada yang kasih perhatian dan kasih sayang, lalu selama ini Allah dianggap apa? Orang tua? Keluarga? Karna menurut gue, sesayang apapun pasangan ke kita, gak akan ada yang pernah bisa nandingin kasih sayang dan perhatian Allah & keluarga. Pasangan bisa sewaktu-waktu bosen sama kita, tapi Allah & keluarga? Gak akan.

Oh iya satu lagi! Coba deh yang punya pasangan tapi belum nikah, cek KTP atau kartu identitas ataupun daftar riwayat hidup kalian, disitu status nya tertulis apa? Single, kan? Katanya punya pasangan. Kok nulisnya single? Kenapa gak "Berpacaran"?  hehehe XD

Kepada Kamu

0 komentar
Kepada kamu yang menjadikan pagi ku indah.
Kepada kamu yang menjadikan siang ku berwarna.
Kepada kamu yang menjadikan malam ku hangat.

Terima kasih.
Untuk rangkaian kata yang kamu tulis.
Untuk untaian senyum yang kamu ciptakan.
Untuk setiap peringatan yang kamu tujukan kepada (hati) ku.

Dari, aku yang (berusaha untuk tidak) mengagumi mu.

Sabtu, 19 Januari 2013

Untitled

0 komentar
Ini adalah surat kedua yang aku tujukan kepadamu. Entah kamu membaca surat pertamaku itu atau tidak, aku pun tidak terlalu mengharapkan kamu membacanya. Iya. Karena aku tau kamu.

Sebelumnya, maaf jika kamu merasa risih karena suratku setahun yang lalu itu. Saat itu entah apa yang ada di pikiranku hingga aku bisa membuat surat seperti itu. Sungguh! Itu memalukan. Tapi, aku tidak menyesal. Setidaknya, tidak ada lagi sesak di sini karena menyimpan rasa itu. Rasa yang selama ini aku pendam. Iya. Yang selama ini tidak kamu tau.

Sekarang, sudah tahun ke berapa kita kenal? Ah~ Iya, aku tau aku tau. Aku tidak perlu bicara tentang waktu kepadamu, bukan? Sudah lama pula aku tidak melihat sosokmu. Ya. Walau diam-diam aku masih saja mencuri waktu untuk menginspeksi akun linimasa mu. Seperti saat ini.

Bagaimana rasanya menjadi satu-satunya orang yang selama ini tetap berada di sini? Nyaman sekali, bukan? Ya. Walaupun kamu bukan satu-satunya orang yang berada di sini. Namun kamu satu-satunya orang yang tetap berada di sini, pun ketika aku tidak pernah memiliki mu secara utuh.

Menulis surat ini, aku seakan menerobos lorong waktu. Memutar kembali sisa-sisa kenangan yang masih aku ingat. Saat itu, aku masih belum mengerti apa sebenarnya perasaan itu. Bahkan, sampai kamu menemukan surat ini (entah itu kapan atau bahkan tidak akan pernah) aku masih tidak mengerti apa sebenarnya perasaan ini. Bagaimana bisa aku tetap menyisakan ruang di sini untuk seseorang yang tidak pernah aku miliki secara utuh?

Kamu, mungkin tidak akan membaca surat ini. Karena aku pun tidak berniat mengirimkannya padamu. Aku hanya berharap, saat aku menulis kata terakhir dalam surat ini rasa aneh untukmu pun akan hilang. Karena aku tidak ingin membuat seseorang yang kelak menjadikan aku satu-satunya menjadi kecewa karena ia tidak aku jadikan satu-satunya. Ya. Itu karena di sini masih ada keberadaaanmu.


Aku, yang mengubur nama mu dalam kata terakhir surat ini.



Cinta.

Kamis, 17 Januari 2013

Ini Banjirku, Mana Banjirmu?

0 komentar
Banjiiiiiiirrrrrrrrrr.....................

Yak! Satu kata itu hari ini menggemparkan Jakarta. Menggemparkan gue juga pastinya. 21 tahun hidup, baru kali ini, hari ini, baruuuuu banget hari ini ngerasain banjir Jakarta (maklum kan dari lahir tinggal di Depok yang aman tentram damai tanpa banjir) =,=

Berangkat kerja pagi-pagi buta ujan-ujanan dari Depok gak nyangka sama sekali bakal ngerasain banjir. Tau sih beritanya kalau Jakarta udah banjir, tapi gak bakal ngira ngerasain secara langsung. Karna kemarin kantor masih damai aman aja gak di lewatin banjir. Lewat jalur seperti biasa berangkat ke kantor bareng Ayah, muter-muterin Bendungan Hilir karena banjir udah selutut. Itu sih masih biasa aja, karena emang masih jauh juga dari kantor. Tapi ternyata....... OH MY GOD!!!!!! Diturunin Ayah di kantornya yang letaknya di Karet, kemudian shock karena jalanan itu udah banjir sebetis. Mau naik angkot susah, boro-boro mau naik angkot, nyebrang juga susaaaaahhhhh (۳ ˚Д˚)۳dan lagi anteng nungguin jalanan sepi buat nyebrang, tau-tau... byuuuurrrrrrrr~~~~ dapet hadiah dari mobil (yg supirnya gak punya otak) alhasil basah lah semuanya cuma nyisa jilbab yang kering.

Berhasil nyebrang, tapi bingung mau naik angkot nunggu dimana. Itu jalanan, trotoar sama selokan udah gak ada bedanya (._.) mau nangis juga percuma gak bakal ada yang peduli, mau nelpon Ayah ternyata batre hape mati pppfftftttt~~~ (T_T)  Berjuanglah sendirian buat dapetin angkot. Naik angkot juga abangnya bingung mau lewat mana. Dari Karet, Kuningan, Casablanca semuanya banjiiiiirrrrrrrrr~~ 

Emang dasar abangnya egois, gak khawatir sama gue (eh, emang lo siapa abang angkotnya juga thy?), dia main nurunin gue aja ditengah jalan yang banjirnya sedengkul (buat gue sepaha -__-) orang. Pppppfffttt~ udah lah speechless aja saat itu mana hape matiiiiiikkkkk....... 

Mau gak mau, suka gak suka harus banget nerobos itu banjir buat menuju kantor (walaupun ujungnya malah balik ke rumah). Jalan di tengah banjir gitu jadi pengalaman pertama banget. Gegara itu juga, gue jadi sok kenal sama bapak-bapak, jadi ngajak ngobrol bapak-bapak biar kalo nanti gue jatuh bisa ada yang nolongin (secara itu arus deres banget) dan gak ngebiarin gue anyut gitu aja. Itu ya padahal udah deket banget sama kantor, tinggal jalan kesanaan dikiiiiitttt aja udah deh sampe ke kantor, tapi mengingat makin kesana jalanan makin menurun yang berarti makin tinggi juga itu air, akhirnya memutuskan untuk pulang aja naik kereta.

Nah~ sampai lah nih dipengalaman paling keren yang dialamin hari ini. Kan niatnya mau naik kereta kan pulang ke rumah, kalo naik kereta kan berarti mesti ke stasiun kan, ya? Nah itu dia masalahnya. Jalan ke stasiun sama aja kayak jalan ke kantor. Mesti ngelewatin jalan yang  menurun itu. Bingunglah gue kayak anak ayam kehilangan induk. Untungnya sih tadi gue sok-sokan kenal sama bapak-bapak, bapak-bapak itu nyaranin buat manjat aja pagar stasiun biar gak usah jalan kesana lagi. Itu bapak-bapak langsung tuh menjalankan aksinya, manjat pagar stasiun. Gampang banget keliatannya (iyalah dia cowok kan). Terus giliran gue, bingung sendiri deh tuh. Akhirnya yaudahlah ya daripada diem disitu aja, ikutan lah manjat tuh pagar stasiun. AAKKKHHHH SUMPAH GUE MANJAT PAGAR STASIUUUUNNNNN!!!!!! (ini, gue bener-bener engga nyangka gue bisa senekat ini) Dan untungnya berhasil!!!! Gak nyangka hahaha gue bisa sekeren (menurut gue sih keren manjat stasiun gitu :p) ini, manjat pagar stasiun tanpa ada yang robek, luka ataupun jatuh. Alhamdulillah hahahaha :D Udah masuk stasiun, ada kereta terakhir (karna setelah kereta ini, kereta gak bisa lagi lewatin Tebet selama masih banjir) gue pun nekat lagi langsung masuk itu kereta tanpa beli tiket (ʃ⌣ƪ‎) bukan gak mau beli tiket sih, cuma takut ketinggalan keretanya. Gapapalah ya sekali doang kan, itu juga diajarin bapak-bapak yang tadi :p

Sampe di Stasiun Depok, bingung mau keluarnya gimana karena gak punya tiket. Lagi-lagi nekat (walau sebenernya takut banget) main keluar gitu aja sok-sok ribet sama payung sama tas. Maafin ya pak tiket, besok beli tiket koookkkk~ ^^ Dan ya, sampe rumah tau-tau kaget ngeliat Mama matanya bengkak. Ternyata Mama nangis-nangis anaknya gak ada kabar terus takut anaknya kenapa-kenapa karna ngeliat banjir Jakarta yang sebegitu parahnya.  Ternyata gak cuma Mama yang ribet nyariin, ternyata semua keluarga besar, dari kakek sampe sepupu pada nelponin dan kirim pesan nanya dimana bahkan orang kantor pun ribet nanyain x____x mungkin kalo setengah jam lagi aja anaknya belum pulang, Mama bakal bikin laporan anak hilang ke polisi~~~

Perjuangan hari ini bener-bener kan luaaarrrrrr biasaaaa~!!! Walaupun ujung-ujungnya nyerah dan memilih pulang daripada ngantor, tapi yang penting udah usaha lah (ʃ⌣ƪ‎) Setidaknya walaupun hari ini gak jadi ngantor, tapi dapet pengalaman yang nanti bisa diceritain ke anak gue, kalo dulu Mama nya yang imut-imut ini pernah manjat-manjat pagar stasiun gegara banjir hehehhehe (ʃ⌣ƪ‎)

Itu lah dia pengalaman gue dan banjir hari ini. Bagaimana pengalaman banjir mu? ;)

Sister From Another Father and Mother, @ajeng_yf

1 komentar
Dear Ajeng.... (aneh ya gue manggil begini? gak apa deh biar romantis)

Ini surat pertama gue ya buat lo? Tahun lalu gue gak sempet nulis buat lo pas ada program #30HariMenulisSuratCinta. Mianheee soalnya moodnya keburu lari di bawa orang gak bertanggung jawab (you know lah~)

Jeng, lo sering bilang kan ya kalo gue itu 'my sister from another father and mother'? Denger lo bilang gitu gue seneng dan bersyukur banget. Gue yang anak sulung punya temen kayak lo, gue juga ngerasa jadi kayak punya kakak. Allah emang gak ngasih gue kakak kandung, tapi DIA ngirim lo buat hadir sebagai sahabat dan saudara buat gue. Dan inget itu, selalu buat gue bersyukur. Allah ngenalin lo ke gue juga dalam waktu yang tepat. Kita ketemu pas SMA, masa dimana orang bilang kita masih nyari jati diri, dan bisa aja terjerumus ke yang engga benar kalau gak pinter nyari temen, dan Allah baik, kan? Ngirim seorang temen kayak lo buat orang kayak gue.

Jeng, gue nulis ini tepat banget setelah lo ngomongin rencana lo itu. Gue, denger itu, rasanya.... rasanya gak tau deh jeng kayak apa. Ngebayangin harus jauh dari lo, temen, sahabat bahkan saudara kayak lo.... Gue gak tau bakal kayak gimana..... Tapi, gue dukung jeng. Gue selalu dukung apapun keputusan yang menurut lo baik, selalu. Gue juga selalu doain lo dan mimpi-mimpi kita :') Gue tau dan paham banget, apapun keputusan lo nanti, gak bakal buat kedeketan kita hilang gitu aja. Gue cuma takut aja jeng... Lo tau kan betapa gue ketergantungan banget sama lo? Bahkan lo lebih sering gue temuin dibanding saudara gue. Bahkan gue lebih banyak cerita ke lo dibanding orang tua sendiri. Dari A - Z tentang gue, gak ada yang engga lo tau. Nah, kalo lo jauh dari gue, siapa dong yang bisa gue andelin lagi? :(

Jeng, apapun keputusan lo. Gue selalu dukung. Gue percaya lo selalu milih yang terbaik buat hidup lo. Apapun keputusan lo nanti, gue juga yakin gue masih bisa cerita apapun ke lo. Ya kan?


Your sister form another father and mother.


********************************************************************
Jeng, surat di atas itu gue tulis sambil gemeteran, sambil nahan air mata biar gak tumpah ruah di kantor. Seketika aja gitu gue nulis itu. Dan ternyata rencana lo gak jadi......... SENEEEENNGGGGG DEEEHHH!!!
Seneng karna akhirnya lo masih bisa nginjek tanah yang sama kayak yang gue injek, masih tinggal di kota yang sama kayak gue dan karir lo juga masih bisa lanjut :""")
Bagian surat yang ini gue tulis di rumah, sambil dengerin suami gue nyanyi Coffee Shop sambil ngopi-ngopi cantik (lalu berujung sakit perut), gue tulis dengan pikiran tenang tanpa gemeteran tanpa nahan air mata. Ah~! Bahagia banget. Bahagia sederhana, kan?

Jeng, makasih ya udah jadi temen yang puaallliiinnggg baik buat gue. Dan makasih mau nerima gue apa adanya. Dari gue yang super sensitif sampe akhirnya jadi gue yang cuek kayak sekarang *peluuukkk* ({}) terus lo mau aja lagi dengerin curhatan gue yang kadang jadi ngelantur kemana-mana dari yang paling penting banget sampe yang super lebih penting. Udah gitu lo sabar banget lagi ngadepin gue, sesekali marahin gue gitu jeng, ngambek kek gitu sama gue, masa gue mulu (._.)

Kita itu kan beda, ya? Tapi gak tau kenapa selalu ada di posisi yang sama. Entah itu lo ataupun gue duluan yang ngerasain. Dari punya (mantan) pacar yang....... (ya begitu deh jangan diumbar depan publik ah kalo mereka super banget ngeselin. Kasian.) sampe akhirnya sama-sama jadi single lagi dalam waktu yang deketan. Dan masih banyak lagi kejadian yang kalo gue cerita pasti lo bilang "Iya tuh gue juga pernah ngerasain kayak gitu." atau pun sebaliknya. Seakan semesta nyuruh buat lo juga ngerasain apa yang gue rasain (padahal gue gak pernah minta semesta buat ngelakuin itu lho! apa lo yang minta?) Ah~! Tapi biarin deh, mungkin itu cara semesta buktiin ke kita kalau di dunia ini kita bukan satu-satunya orang yang paling mengenaskan hehe.. Ini surat kalau mau dilanjutin, bakal lebih panjang daripada sinetron di tv nasional. Makanya kan daripada lo bosen terus nanti rating gue turun, gue udahin aja ya suratnya hehe


Pokoknya gue seneng dan akan dengan senang hati buat selalu jadi sahabat lo~!! ^o^9


Annyeeeooonnggg~~~~~ *sambil dadah-dadah berdua Yonghwa*

Your sister from another father and mother.
********************************************************************

Rabu, 16 Januari 2013

Akhirnya, Untuk @Dery_20_ Aja Deh...

0 komentar
For my little brother, Diru.

Diru, ini kakak. Jangan kaget ya kalau tiba-tiba Diru baca surat kakak ini. Tadinya sih, surat ketiga di #30HariMenulisSuratCinta ini bukan untuk Diru. Tapi, setelah kakak baca lagi suratnya ternyata memalukan. Jadi deh kakak nulis surat ini aja. Sebenernya sih emang ada banyak hal yang mau kakak omongin tapi gak pernah bisa kalau secara langsung, ya mudah-mudahan sih Diru gak anggep surat ini memalukan.

Engga kerasa ya ternyata udah hampir 15 tahun Diru jadi adik kakak. Dulu, waktu Diru lahir, umur kakak baru 7 tahun. Engga ngerti harus gimana jadi seorang kakak. Dulu yang kakak tau, perhatian Mama sama Ayah jadi lebih banyak buat Diru, jujur sih kakak suka sebel sendiri. Egois ya? Maafin kakak ya. Tapi, bukan berarti kakak engga sayang Diru. Kakak sayang. Sayang banget malah sama Diru. Tapi kakak engga bisa dan engga tau mesti gimana ekspresiinnya. Mungkin karena umur kita yang beda jauh, jadinya canggung sendiri deh. Diru sayang gak sama kakak?

Diru, melalui surat ini kakak mau minta maaf sama Diru. Untuk semua kesalahan yang pernah kakak lakuin. Kakak minta maaf engga pernah bisa jadi kakak yang baik buat Diru. Engga bisa nyontohin yang baik. Bahkan kakak sering engga peduli sama Diru. Tapi di balik semua itu, kakak sayang banget. Kakak juga seneng punya adik kok. Kakak tau dan paham banget kalau Diru itu bakal jadi pengganti Ayah. Walau statusnya kakak yang jadi anak pertama, tapi kakak tau suatu saat pasti Diru yang bakal ngelindungin kakak kalau Ayah atau Mama udah engga bisa lagi. Diru, jangan sakit hati sama kakak ya. Jangan pernah dendam sama kakak. Kakak janji kakak akan berusaha jadi kakak yang baik buat Diru. Yang juga pasti akan jagain Diru dan mastiin kalau Diru bahagia.

Diru...
Diru tau kan betapa Mama sama Ayah sayang banget sama Diru? Diru harus jadi anak yang baik ya buat Mama sama Ayah. Diru harus bisa banggain mereka. Diru boleh ngelakuin apapun yang Diru mau selama itu positif. Diru juga harus selalu inget, walau Ayah, Mama atau kakak engga liat, selalu ada Allah yang ngawasin Diru. Diru juga engga boleh ngelupain Allah ya. Jangan pernah tinggalin solat.

Hmm.. Sebelum air mata kakak makin deres, kayaknya surat ini sampai sini aja. Kakak nulis ini di kantor lho, ditengah kesibukan kakak hehehe... Yaudah, sampai ketemu di rumah~!! ^^9



Dari Kakak yang paling manis ;)


Ps: Jangan lupa belajar ya mau UAN! Kalau nilai bagus, nanti kakak kasih jersey lagi deh xP Oh iya! Tidur di kamar sendiri dong~ Kalau kakak nikah nanti masa tetep mau nyempil di kamar kakak hehe

Selasa, 15 Januari 2013

Kepada Aku di Masa Depan

0 komentar
Teruntuk aku di masa depan.

Saat kamu membaca surat ini, saat itu pula aku telah menjadi kamu. Aku menulis surat ini sembari menerawang jauh ke masa depan, membayangkan bagaimana aku kelak menjadi kamu. Sejuta rasa penasaran hadir ketika aku membayangkannya. Namun tidak aku pungkiri, tidak sedikit kecemasan yang aku pikirkan tentangmu. Bukan! Bukan karna aku tidak mempercayai bagaimana kelak kamu menjalani hidup sebagai aku. Namun, aku cemas bagaimana jika kelak aku menyisakan sejuta masalah untuk kamu selesaikan. Jika, hal itu terjadi, aku percaya kamu akan lebih baik daripada aku.

Ketika aku berpikir tentangmu, ada banyak tanya yang sebenarnya ingin aku tanyakan. Seperti, bagaimana kelak kamu atau aku di masa depan dapat membahagiakan hidupku dan orang di sekelilingku. Dan seperti, siapa yang ternyata akan mendampingi kamu atau mendamipingi aku di masa depan. Ah~ aku pensaran! Jika boleh aku meminta, siapapun orang itu, kamu harus menjadi seseorang yang terbaik untuknya. Karna seseorang itu telah memilih kamu daripada aku. Aku juga akan berusaha menjaga hatiku, agar kelak kamu mendapatkan seseorang yang terbaik untukmu.

Aku di masa depan,
Sekarang, aku sedang berusaha untuk mengumpulkan bekal kebahagiaan untukmu. Aku sedang berusaha mengubur rasa sedih agar kelak tidak ada air mata kesedihan mengalir dari matamu. Aku sedang berusaha mencari solusi untuk setiap permasalahan agar kelak kamu bisa berjalan menyusuri dunia dengan tenang. Sampai waktu itu tiba, tolong sedikit bersabar. :)

Dari aku, masa lalu mu.

Senin, 14 Januari 2013

Surat cinta untuk Sang Pemilik Kehidupan...

0 komentar
Kepada, 
Allah, Tuhan Pemilik Kehidupan.




Dear Allah, Tuhanku Yang Maha Mengetahui... 
Ini adalah surat pertamaku dalam #30HariMenulisSuratCinta tahun ini. Juga menjadi surat pertama yang aku tujukan kepada-Mu. Dalam surat ini, izinkan aku untuk bercerita kepada-Mu. Tentunya, Engkau sudah mengetahui apa yang pernah terjadi, yang terjadi hari ini dan bahkan yang akan terjadi kepadaku.

Allah, Tuhanku Yang Maha Mengerti... 
Aku adalah hamba-Mu yang terkadang terbesit keraguan dalam hatiku tentang kasih sayang-Mu. Aku adalah hamba-Mu yang terkadang tidak menyadari kehadiran-Mu dalam setiap masalahku. Aku adalah hamba-Mu yang terkadang tidak mengerti tentang cara-Mu menjadikan aku dewasa. Aku adalah hamba-Mu yang sering kali merasa Engkau tidak ada untukku ketika aku terjatuh. Dan, Aku adalah hamba-Mu yang teradang melupakan-Mu ketika bahagia menghampiriku.

Allah, Tuhanku Yang Maha Mendengar... 
Terima kasih karna Engkau telah menjadi pendengar setiaku selama ini. Menjadi tempat aku mengeluh, walau tidak seharusnya aku mengeluh kepada-Mu. Menjadi tempatku untuk berbagi duka. Menjadi tempat satu-satunya aku meminta semua yang aku inginkan. Bahkan, sesekali aku melampiaskan kemarahanku kepada-Mu. Namun, terkadang aku melupakan-Mu ketika bahagia menghampiriku. 

Allah, Tuhanku Yang Maha Memaafkan... 
Maafkan aku untuk segala keluhan kepada-Mu selama hidupku. Maafkan aku untuk segala kesalahan yang pernah aku lakukan. Maafkan aku jika pernah aku melakukan larangan-Mu. Maafkan aku untuk segala keegoisanku. Maafkan aku untuk setiap detik yang aku lewatkan untuk bersyukur kepada-Mu. Maafkan aku untuk segala kesibukanku yang membuatku melupakan-Mu. Maafkan aku untuk semua sedih yang menjadikanku berpikir negatif terhadap-Mu. Maafkan aku untuk setiap kebahagiaan yang menjadikan aku melupakan-Mu. Maafkan aku untuk setiap kata yang tidak aku gunakan untuk mengagungkan-Mu. Maafkan aku untuk setiap langkah yang tidak aku tuju untuk mendekat kepada-Mu. 

Allah, Tuhanku Yang Maha Menyayangi... 
Terima kasih karna Engkau telah memberiku kasih sayang yang abadi, yang tidak akan pernah aku dapatkan kecuali dari-Mu. Terima kasih karna Engkau telah menitipkan aku kepada orang tua yang begitu menyayangiku. Terima kasih karna Engkau telah memberiku nikmat yang tidak akan pernah bisa terhitung. Terima kasih telah mengirimkan kegagalan kepadaku agar dimasa depan aku bisa lebih berusaha. Terima kasih telah memberiku rasa sakit agar dimasa depan aku bisa menjadi lebih bersyukur. Terima kasih untuk setiap detak jantung dan hembusan nafasku. Terima kasih telah memberi kesempatan kepadaku untuk merasakan lagi sinar matahari disetiap pagi.

Dan akhirnya, Allah... Terima kasih telah menjadikan aku sebagai diriku.


Hamba-Mu,


Dalila Nurqifthiyyah
 

cinderlila's diary Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template