Minggu, 15 Juni 2014

Entah...

0 komentar

It has been 2 years since i'm no longer ngegandeng lelaki manapun dalam acara keluarga ataupun ke pernikahan sahabat maupun saudara.

Bukan waktu yang sebentar memang namun bukan juga waktu yang cukup lama sampai harus berulang-ulang-ulang-ulang kali mendengar pertanyaan yang sama "pacarnya mana?"

Pertanyaan semacam itu biasa memang namun rasanya semakin risih mendengarnya. Saya sendiri memang tidak perduli tapi... tidak berarti saya bisa dengan santai untuk tidak memikirkannya.

"Pacarnya mana?"
"Ajak dong pacarnya."
"Jomblo ya? Buruan cari pacar."
"Makanya, udah bener punya pacar kok ya malah dibuang."

Serius. Pertanyaan dan pernyataan di atas pernah mampir ke telinga saya dalam dua tahun ini. Dari yang biasa saja sampai akhirnya menatap sang penanya dengan sinis. Bukan karena merasa tersinggung, tapi... masalahnya untuk kalian--sang penanya--itu apa? Saya benar-benar kehilangan akal untuk menjawab pertanyaan saya sendiri.

Oke, anggaplah pertanyaan dan pernyataan tersebut karena kalian perduli. Tapi, taukah kalau nyatanya dalam dua tahun ini saya benar-benar merasa bahagia? Bahagia karena waktu yang tadinya saya habiskan berdua dengan dia--sebutlah pacar, kekasih, atau apalah sesuka kalian--dapat saya habiskan dengan diri saya sendiri? Cinta yang harusnya saya beri kepada dia dapat saya beri kepada diri saya sendiri?

Bukankah untuk dapat mencintai orang lain dengan tulus kalian diharuskan mampu untuk mencintai diri sendiri?

Bukankah untuk dapat membagi waktu dengan orang lain kalian diharuskan untuk mampu membagi waktu untuk diri sendiri?

Anggaplah saya sedang belajar untuk hal tersebut. Anggaplah saya sedang belajar untuk--kelak--mencintai pria tanpa perlu mengurangi sedikitpun cinta terhadap diri sendiri. Anggaplah saya sedang belajar untuk mampu membagi waktu untuk diri sendiri dan seseorang itu.

Sampai saya rasa waktunya sudah tepat, kelak saya akan membuka hati saya. Tidak. Bukan berarti sekarang saya tak membuka hati. Namun saya sedang berhati-hati untuk tak lagi jatuh ke hati yang tak tepat.

Sementara ini, saya ingin memiliki waktu untuk membahagiakan diri sendiri di sisa waktu sebelum akhirnya saya menghabiskan waktu untuk saling membahagiakan berdua.

"Nyamanlah dengan diri sendiri, maka dengan begitu berdua tak akan manjadi masalah." - anonymous

Minggu, 01 Juni 2014

Untitled

0 komentar

16 May 2014.

Dua puluh tiga.

Allah,

Terima kasih.

Allah,

Runtuhkan apa saja yang berkuasa di dalam sini jika bukan Engkau.

Karena sungguh,

Aku rindu memohon tak berdaya hingga tak lagi mampu bersuara.

Aku rindu meminta penuh sungguh hingga hilang semua keluh.

 

cinderlila's diary Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template