Sabtu, 31 Januari 2015

Kepadamu Penyuka Salju

1 komentar

Hei kamu!
Bagaimana kabarmu? Sudahkah memakai baju hangatmu? Tutupi serapat mungkin tubuhmu atau akan terserang flu. Ingat, masih banyak mimpi yang menunggumu. Pun aku.

Hei,
Bagaimana rumahmu? Sudahkah dilengkapi pemanas ruangan? Lantainya terlalu dingin untukku berani menjejak. Aku takut dinginnya 'kan menghapus jejakku perlahan. Juga kita.

Hei,
Bagaimana kulkasmu? Sudahkah kamu mengubah isinya? Tinggalkan lah segala pengawet itu. Bersusahlah sedikit untuk asupan bergizi. Kamu tak perlu pengawet itu untuk tubuhmu apalagi hatimu.

Hei,
Kamu penyuka salju,
Aku rindu.
Aku harap matahari akan melelehkan salju yang menggunung dalam dirimu.
Sebelum kita bertemu.

Jika tidak...

Hei,
Kamu penyuka salju,
Aku rindu.
Bersiaplah untukku lelehkan segala saljumu saat kita bertemu.

Senin, 26 Januari 2015

Selamat Ulang Tahun

1 komentar

Hi, Dear!

Sebelumnya, maafkan ingatanku yang sepertinya semakin melemah untuk hari terpenting kalian. Jauh-jauh hari, ketika Januari pertama kali terbangun dari tidur sebelas bulannya, aku sudah mengingatkan ingatanku untuk mengingat dua hari itu. Tapi apa daya, berakhir lupa. Sungguh, maafkan. Hiks. :(

Maka, sebagai gantinya ku kirim surat pertama ini untuk kalian.

-----------------------------------------

Hi, Dear!

Selamat merayakan tanggal 22 yang ke duapuluh tiga dan tanggal 24 yang ke duapuluh empat. Selamat untuk kalian berdua!

Berdoa lah yang banyak, Dear.
Sebanyak itu pun akan ku-amin-i.

Berbahagia lah setiap harinya, Dear.
Tebarkan pada siapa saja virus kebahagiaan kalian.

Bersemangat lah pada setiap perjalanan yang akan kalian tempuh, Dear.
Buktikan pada diri kalian bahwa kalian sehebat itu.
Paksa kami untuk mengangkat topi atas segala jerih kalian.

Bersyukur lah pada setiap detik yang masih kalian dengar detaknya, Dear.
Kencangkan yakinmu untuk mengalahkan setiap ketidakmungkinan.
Bungkam semua ragu yang terucap dari mulut-mulut jahil akan kalian.

Bersedih lah pada setiap kegagalan yang mungkin akan kalian hadapi, Dear.
Namun jangan berlama, bangkit lah segera.
Biarkan sedihmu menjadi saksi keberhasilan kalian kelak.

Dear,
Mungkin jarak sudah memisahkan paksa kita tapi percayalah aku masih akan tetap berlari untuk memeluk kalian saat semua mengacuhkan.
Mungkin waktu sudah banyak membuat aku lupa tapi percayalah aku tak akan pernah menghapus sedikitpun tentang kita.

Kalian, kita, adalah satu yang akan selalu aku syukuri. Percayalah.

Dan dari tiap kata dalam tulisan ini, aku pinta cinta pada-Nya untuk kalian.

Selamat ulang tahun, kalian berdua!

Penuh cinta,
Dalila.

-----------------------------------------
Ps: Bagaimana bila bertemu? Aku siapkan sabtu minggu bila mau. Aku tunggu! 👌

Kamis, 01 Januari 2015

1st Jan 2015

0 komentar

Hari pertama di bulan pertama di tahun 2015.

2014 sungguh tahun yang panjang, yang kadang ingin sekali cepat cepat aku akhiri. Sungguh tahun yang begitu melelahkan, menguras habis seluruh airmata. Hingga kadang ingin sekali cepat cepat berakhir.

Ada begitu banyak peristiwa yang menguji sabar kami. Menjatuhkan kekuatan kami. Menghancurkan harapan kami.

Awal tahun kami harus menerima kenyataan bahwa salah satu dari kami--beliau yang begitu aku butuhkan--didalam tubuhnya terdapat sel kanker ganas yang sudah menggerogoti. Aku rasanya sampai detik ini, masih tidak mampu bisa menerima kenyataan itu. Namun harus berpura-pura kuat demi beliau.

Setelahnya, rasanya waktu berjalan begitu lambat. Waktu tidak berjalan secepat perkembangan sel kanker tersebut. Kami, hari demi hari diharuskan tetap percaya tabah. Walau rasanya ingin sekali marah. Entah pada siapa.

Hidup rasanya hampa. Kebahagiaan yang dirasa begitu semu. Selalu ada pedih yang terasa ketika kami mampu tertawa bahagia. Ya, kami letih luar biasa.

Dan tidak sampai di sana saja, aku dan adikku--ia yang selama 15tahun tidak pernah dirawat--harus juga merasakan liburan di rumah sakit. Entah bagaimana caranya mama bisa tetap bertahan. Merawat kami bergantian. Sungguh Allah, beri lah beliau selalu kekuatan dan kesehatan seterusnya.

Hingga puncak pedih itu datang di minggu pagi yang tenang. Ya, tenang sungguh sangat tenang. Sampai kami tak mengira saat itu kedatangan tamu luar biasa sampai kami menyadari kepergiaan salah satu dari kami. Tamu luar biasa itu adalah malaikat Izrail.

Otakku seakan beku membuat hatiku begitu kelu sampai airmata tak tau bagaimana caranya untuk berhenti mengalir.... Sungguh Allah bukan ini yang aku harapkan. Bukan akhir seperti ini yang aku harapkan. Sungguh rasanya sesak masih saja menyelimuti dada sampai saat ini.

2014...
Kini telah berakhir. Meninggalkan luka yang rasanya ingin aku buang jauh jauh namun masih saja membuntutiku.

2015...
Sungguh aku berharap untuk secercah harapan yang baru. Kebahagiaan yang dapat membawa kami melupakan semua pedih ini. Aku berharap untuk itu.

Sungguh Allah,
Jadikan harapan kami nyata.
Aamiin.

 

cinderlila's diary Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template