Selasa, 26 Februari 2013

Our Dreams, Seoul! -3-

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 KST ketika kami selesai makan. Ah, waktu selalu terasa lebih cepat jika bersama dengan Ana, Nita, Sukma dan Iman. Aku selalu merasa seperti ini, jangankan hanya 4 - 6 jam bersama bahkan 4 - 5 tahun bersama mereka saja terasa begitu cepat. Ternyata tahun ini adalah tahun kelima kami menjadi seperti keluarga. Ana, Nita dan Iman adalah temanku semenjak SMA, namun saat itu aku hanya dekat dengan Ana. Sedangkan Sukma adalah teman kuliah Ana. Kami baru dekat seperti ini setelah lulus kuliah. Dan sampai saat inipun aku masih tidak mengerti mengapa kami, (Aku, Ana, Nita, Sukma, dan Iman) akhirnya bisa begitu dekat. Untukku, itulah cara Tuhan menyayangiku. Mengirimkan kepadaku teman-teman terbaik.

Seusai makan, kami bergegas untuk segera ke tujuan kami selanjutnya yaitu Namsan Tower. Sebenarnya dari Coex menuju Namsan Tower itu jauh. Kami harus kembali lagi ke Yeoksamdong menggunakan subway lalu dari sana kami harus beberapa kali berganti bus. Tapi karena memang mimpi kami untuk berkeliling Seoul, jadi tak apalah. Jika kami berani untuk bermimipi dan mewujudkan mimpi kami sampai sejauh ini, aku rasa jarak antara Coex - Namsan Tower tidak ada apa-apanya. 

Kami berjalan menuju stasiun dan udara Seoul benar-benar semakin dingin. Untungnya, salju tidak turun hari ini kalau salju turun mungkin aku bisa membeku di tempat. 

"Eh, kalo lagi jalan di salju gini, inget cerita seseorang gak sih?" Tanya Iman seraya menatap Ana.

"Apa? Cerita siapa?" Sukma bingung. 

"Gue inget!..." Teriakku dan Nita yang kemudian diiringi dengan teriakan dari Ana. 

"AHHHH!!! CUKUUPPP!! Gue malu ah." Teriak Ana dan seketika tawapun meledak diantara kami. Aku lihat beberapa pasang mata pejalan kaki lainnya melihat aneh ke arah kami. Mungkin mereka bingung, ada alien dari mana ini bisa begitu heboh di jalan yang super dingin seperti ini. Warga Korea berbeda dengan Indonesia, mereka terkesan lebih cuek dibanding dengan warga Indonesia. Namun mereka tidak akan segan untuk membantu jika ada seseorang yang membutuhkan.

"Lagian sih ya kelakuan lo itu Na. Jangan-jangan sekarang lo udah......." Goda Iman

"ENGGAAAKKK! Emangnya gue anak kecil apa? Waktu itu kan gue masih kecil, ya anggep aja itu sebagai kenang-kenangan dari gue." Jawab Ana dengan muka memerah.

Tak terasa kami sudah sampai di stasiun. Tidak seperti di Indonesia, transportasi di Korea Selatan sudah sangat jauh di atas Indonesia. Jika di Indonesia aku bisa menunggu kereta begitu lama atau bahkan harus lari-lari agar tidak tertinggal kereta, di sini jadwal kereta maupun subway sangat teratur dan tepat waktu. Kami pun kembali ke Yeoksamdong menggunakan subway.

"Ngomong-ngomong ya, Jo apa kabarnya Na?" Tanya Sukma ketika kami sudah berada di dalam subwav dan seketika kami pun jadi ikut penasaran. Ana pernah cerita melalui email, saat itu email lah satu-satunya cara kami untuk tetap berkomunikasi karena Ana sudah berada di Seoul, Nita bekerja di Malaysia, sedangkan aku, Iman dan Sukma masih di Indonesia, mengenai Jo, lelaki Indonesia yang sedang dekat dengan Ana yang juga sedang belajar di Seoul. 

"Ya gitu, kayak yang gue ceritain di email waktu itu. Jadi Jo itu temen satu apartementnya temen sekelas gue. Gue ketemunya di kenalin sih sama temen gue itu terus ternyata dia juga sama kayak gue, dapet beasiswa bahasa di sini, tapi sunbae gue." Jelas Ana. Sebelumnya, Ana juga pernah bercerita tentang hal ini. Ana juga sudah pernah memperlihatkan foto Jo pada kami. Wajah Jo sangat Indonesia sekali, berkaca-mata, beralis tebal, tinggi, dan jika tersenyum, garis senyum pada pipinya akan terlihat mirip sekali dengan Ana. Kalau orang bilang, wajah mirip itu biasanya jodoh. Ya, semoga saja. 

"Terus sekarang lo sama dia gimana, Na?" Tanya Nita

"Belum gimana-gimana sih, Nit. Antara gue sama dia juga gak ada hubungan pacaran atau semacamnya, ya gue sama dia temenan aja dulu. Lagi juga kan kuliah gue belum beres. Dia pernah bilang gini, nanti kalau aku balik ke Indonesia, kamu baik-baik di sini. Aku tunggu kamu di sana ya. Gitu. Gak ngerti deh apa maksudnya. Mungkin semacem kode yang harus gue pecahkan." Kalimat terakhir itu diucapkan Ana dengan nada setengah bercanda setengah serius.

Subway melesat dengan cepat. Tidak terasa sudah banyak cerita yang kami bahas. Mulai dari Jo sampai gosip jika para bias kami (kecuali Iman) yang akan segera melakukan wajib militer. Ya, seperti yang diketahui, di Korea Selatan, para lelakinya diwajibkan untuk mengikuti wajib militer, walaupun artis sekalipun. Yang paling terlihat lesu mendengar berita ini adalah Nita. Walaupun jika dilihat dari luar, Nita lah yang terlihat lebih kuat tapi ternyata untuk urusan seperti ini, Nita lah yang paling rapuh. Aku teringat 5 tahun lalu, waktu bias-nya, Taecyon mengikuti acara We Got Married bersama artis China, Aku dan yang lain sibuk membicarakannya dan tiba-tiba Nita mengirimi kami pesan "Ah, gue gak kuat ngebayanginnya. Gue sampe gak kuat bangun, akhirnya bangun tidur gue bikin teh biar ada tenaganya menerima kenyataan ini." Itulah bunyi pesan dari Nita kepada kami waktu itu yang membuat kami tertawa sejadi-jadinya.

Subway kami pun sudah sampai di stasiun Yeoksamdong. Dari sini kami berjalan kaki sebentar menuju halte terdekat. Untuk menuju Namsan Tower, diperlukan 2 kali lagi naik bus. Di dalam bus, kami memilih beristirahat sejenak, menyimpan tenaga untuk di Namsan Tower. Bus di Seoul juga sangat nyaman, kami tidak perlu takut terlewat karena ada peringatan di setiap halte. Jika di Jakarta mungkin mirip dengan transjakarta, tapi versi yang lebih baiknya. 

Aku sudah tidak sabar untuk segera sampai ke Namsan Tower. Katanya, belum ke Seoul jika belum ke Namsan Tower. Jalan menuju Namsan Tower pasti akan terlihat cantik karena dihiasi kerlap-kerlip lampu yang mengitari pepohonan dan taman bermain di sekitarnya. Dan aku juga tidak sabar untuk berada di puncaknya, pasti Seoul terlihat amat cantik dari sana apalagi di malam hari seperti ini, dimana gedung-gedung tinggi disekitarnya bermandikan cahaya lampu yang megah, namun aku ragu apakah kerlip bintang akan tetap menjadi yang terindah yang menerangi langit?


To be continued.....

0 komentar:

Posting Komentar

 

cinderlila's diary Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template