Pagi ini mentari bersinar begitu cantik. Angin berhembus tak terburu-buru, desahnya begitu menenangkan hati. Aku terpaku di suatu sudut ibu kota, melihat begitu banyak orang tergesa-gesa. Tidakkah mereka juga merasa? Pagi ini Jakarta begitu indah.
Aku masih di tempat semula, berdiri di bahu jalan samping lampu merah. Sesekali menutup wajah karena asap dimana-mana. Beberapa kali memalingkan wajah, mencari penyebab klakson bersuara.
Di tempatku berdiri ini, begitu sepi. Tak banyak mereka berlalu-lalang lewat sini. Tak banyak terdengar langkah kaki, mereka lebih memilih deru-deru mesin sebagai pengganti. Tak banyak senyum dari sesama, mereka lebih memilih klakson bersuara sebagai pengganti sapa.
Langit begitu cerah, namun mentari tak langsung sampai menyilaukan wajah. Sinarnya terhalang gedung-gedung yang berdiri begitu gagah. Ku perhatikan beberapa wajah, tak secerah seharusnya. Setumpuk kertas mereka bawa, seraya mengumpat beberapa nama.
Aku masih di tempat semula. Sampai akhirnya didekati beberapa bocah, bernyanyi lagu dengan musik ciptaan mereka. Wajahnya terlihat ceria, walau hanya beberapa keping logam yang mereka terima. "Makasih, kak!" Katanya, seraya memberi senyum paling indah.
Dan seketika, senyumku pun merekah dalam wajah. Dari mereka yang kerap dianggap rendah, oleh banyak mata warga Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar