7 Februari 2014
Dear Perokok,
Sebelumnya, surat ini ditulis bukan untuk menggurui atau menasehati. Surat ini surat cinta, untuk tubuh yang kalian korbankan, untuk hilangnya kebahagiaan orang yang kalian sayang hanya karena sesuatu yang kalian cinta melebihi hidup kalian sendiri; rokok.
Hari ini bertepatan dengan ulang tahun ibu saya. Seharusnya ia berbahagia hari ini. Seharusnya kami merayakan dengan penuh suka cita hari ini. Seharusnya kami berpesta hari ini. Seharusnya. Kalau saja dokter tak memvonis salah satu dari keluarga saya terkena penyakit yang disebabkan oleh sesuatu yang kalian cintai; rokok.
Di hari ulang tahunnya, ibu saya harus berusaha untuk tetap kuat agar mampu untuk tetap menguatkan. Kebahagiaanya seketika runtuh hari ini. Kebahagiaan saya juga. Rokok, sesuatu yang sudah saya benci sejak dulu, hari ini meruntuhkan kebahagiaan kami.
Walau saya benci sampai mati dengan rokok, tapi banyak dari anggota keluarga saya perokok. Rasanya, sedih dan sangat kecewa. Saya membenci sesuatu yang begitu dicintai oleh banyak dari mereka yang sangat berarti bagi saya. Dan hari ini, rokok mencederai kebahagiaan kami. Ia meluluhlantahkan kesehatan salah satu keluarga saya.
Hari ini, salah seorang yang sangat berarti bagi saya harus divonis tumor tenggorokan. Sudah beberapa minggu ini, beliau lemas dan beberapa kali mengeluarkan darah ketika terbatuk. Suaranya sangat serak. Dan hanya mampu menelan makanan lunak. Beliau, memang perokok berat, walau sudah berhenti beberapa bulan ini. Tapi ternyata, terlambat. Tumor tersebut sudah terlanjur ada. Beliau hanya bisa menyesali.
Melalui surat ini, saya bukan ingin dikasihani. Saya hanya ingin kalian tidak merasakan hal yang sama. Ketika kalian merasakan hal tersebut, sesungguhnya bukan hanya kalian yang tersakiti, bukan hanya kalian yang menyesali dan bukan hanya kalian yang harus tetap kuat dan ikhlas menjalani. Tapi, ada banyak, orang yang menyayangi kalian sepenuh hati, ikut tersakiti hatinya. Menyesali begitu dalam karena tak mampu menjaga kalian. Mereka pun harus berusaha kuat untuk bisa menguatkan kalian.
Maka, sebelum semuanya terjadi, cobalah untuk berhenti. Tak mudah memang, tapi bukan berarti sulit. Jika memang kesehatan diri sendiri tak lagi berarti untuk kalian, maka haruskah kalian juga menyakiti mereka yang kalian cintai? Perlahan tapi pasti. Karena pasti, tetap bersama dengan mereka yang kita cintai dalam keadaan sehat adalah kebahagiaan sejati. Sungguh, mampu untuk tetap tertawa bersama dalam keadaan sehat adalah penghilang stress paling ampuh.
Salam,
Dalila.
0 komentar:
Posting Komentar