Senin, 16 September 2013

Hey, kakak sayang kamu!



September....
Lima belas tahun yang lalu, tiga september, pertama kalinya suara tangisnya memecah sepi malam itu. Mengubah cemas menjadi ucap syukur yang tiada henti diucap atas kelahiran putra kedua oleh kedua orang tua kami. Aku, saat itu tak berada disana. Tak menyaksikan kelahirannya. Mungkin masih terlalu kecil untuk ikut menyaksikan, usiaku saat itu baru tujuh tahun.

Waktu berjalan begitu cepat. Lima belas tahun rasanya terlalu cepat kami lalui. Ah, jika bisa aku putar ulang waktu, rasanya ingin sekali aku perbaiki segala prilaku yang menyakiti hatinya. Orang tua kami begitu percaya aku mampu menjadi kakak yang baik, yang dengan sepenuh hati menyayanginya, menjaganya. Namun tidak semudah itu. Beberapa kali aku marah atas kehadirannya, yang mengambil separuh hati orang tuaku.

Ia, dengan usianya yang begitu muda, kerap kali mengalah atas keegoisanku. Ah, bahkan seharusnya aku malu. Ia mengajariku banyak hal di usianya. Kasih sayangnya begitu tulus, walau tak mampu ia ucapkan. Aku, bahkan tak benar-benar mampu membencinya selama lima belas tahun ini. Jauh di dalam hati, aku begitu menyayanginya. Kelak, aku pastikan ia akan tersenyum bahagia dan tak akan pernah terluka. 

Sungguh, tak akan pernah ada saudara yang tak saling menyayangi. Pun kami.

0 komentar:

Posting Komentar

 

cinderlila's diary Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template