Teruntuk Nenek Upi..
Apa kabar nek? Bagaimana disana? Allah pasti menjagamu dengan baik. Nenek bahagia pasti ya. Qifthi rindu~
Qifthi?
Disini qifthi baik-baik saja kok nek, dan akhir-akhir ini ada saja yang
membuat qifthi tertawa. Tapi, tawa itu tetap tidak mampu menutupi rasa
rindu untuk nenek.
Mama?
Mama juga baik-baik saja. Kami (qifthi dan diru, nenek belum pernah
bertemu dengan diru karena 3 bulan sebelum diru lahir nenek sudah pergi)
sudah bisa menjaga mama. Walau kadang sesekali mama menangis karena
merindukanmu.
Ayah?
Tentunya ayah juga baik. Walau ia sering mengeluh letih, tapi ia masih
saja ngeyel untuk tetap bekerja. Katanya, ia ingin membuat kami bahagia.
Diru?
Nenek ingin tau seperti apa ya diru? Diru nakal nek. Susah sekali untuk
dinasehati. Tapi, jangan khawatir, ia begitu mencintai mama, ayah dan
tentunya qifthi. Ya, walaupun dia tidak pernah bilang.
Nek,
tau kah? Mama dan tante dian berebut untuk kelak juga tinggal dirumah
terakhirmu. Mereka bilang, mereka ingin nenek peluk agar mereka tidak
kesepian. Aku juga ingin. Bolehkah?
Nek,
sudah 15 tahun semenjak kepergianmu. Qifthi masih ingat dengan jelas,
hari nenek pergi. Saat itu qifthi satu-satunya anak kecil yang menangis
dan berada tepat disamping nenek. Qifthi juga masih ingat wajah nenek
terakhir kali. Nenek cantik. Putih sekali. Oh iya! Nenek juga tersenyum
bahagia. Ah~ rasanya qifthi tidak perlu menangis kala itu. Bukankah
nenek sendiri pergi dengan bahagia? Lalu apa yang perlu qifthi tangisi?
Maaf ya nek, karena tangis qifthi itu mungkin nenek pergi dengan penuh
cemas.
Nek,
kata orang, orang baik itu selalu pergi dengan cepat. Allah tidak
membiarkan mereka lebih lama berurusan dengan hal duniawi yang tidak ada
habisnya. Qifthi rasa itu benar. Betapa Allah menyayangi nenek. Allah
tidak membiarkan nenek ikut pusing dengan masalah yang kini berdatangan.
Tapi, nenek tidak perlu khawatir. Qifthi percaya Allah selalu
mendampingi kami disini.
Nek, sekarang cucumu ini sudah punya nafsu makan yang besar. Bayangkan, qifthi yang dulu sampai nangis padahal hanya disuruh makan, sekarang bahkan bisa empat sampai lima kali makan dalam sehari. Oh iya! Disini sekarang sudah jarang ada ondel-ondel. Qifthi masih inget deh, dulu waktu nenek nyuruh ondel-ondelnya berhenti untuk istirahat dirumah, malah nenek sampai menyediakan makan dan minum untuk mereka, padahal saat itu cucu nenek ini menangis sesegukan karena ketakutan. Tapi sekarang walaupun kadang masih suka kaget kalau liat ondel-ondel, qifthi gak sampe nangis kok. Qifthi nurut kan sama nenek untuk gak gampang nangis?
Nek, sekarang cucumu ini sudah punya nafsu makan yang besar. Bayangkan, qifthi yang dulu sampai nangis padahal hanya disuruh makan, sekarang bahkan bisa empat sampai lima kali makan dalam sehari. Oh iya! Disini sekarang sudah jarang ada ondel-ondel. Qifthi masih inget deh, dulu waktu nenek nyuruh ondel-ondelnya berhenti untuk istirahat dirumah, malah nenek sampai menyediakan makan dan minum untuk mereka, padahal saat itu cucu nenek ini menangis sesegukan karena ketakutan. Tapi sekarang walaupun kadang masih suka kaget kalau liat ondel-ondel, qifthi gak sampe nangis kok. Qifthi nurut kan sama nenek untuk gak gampang nangis?
Surat
ini qifthi tulis dikantor, nek. Iya. Cucu mu yang dulu hanya bisa
menangis karena dimarahi ayah, sekarang sudah bekerja. Bulan depan juga
qifthi akan melanjutkan S1. Doakan ya, nek. Semoga setiap langkah qifthi
dipermudah oleh Allah. Seperti yang dulu nenek bilang, "Qifthi harus jadi anak pintar. Qifthi harus bisa buat mama dan ayah bangga." Sekarang qifthi masih dan sedang berusaha untuk itu.
Nek,
ada banyak sekalii yang ingin qifthi ceritakan. Tapi jika semuanya
qifthi tulis disini, entah akan sepanjang apa surat ini. Balas surat ini
ya nek, melalui mimpi. Disana qifthi akan bercerita banyak denganmu.
Qifthi juga ingin mendengar seperti apa tempatmu disana. Qifthi tunggu
balasan nenek. Qifthi tunggu nenek hadir dimimpi qifthi.
Love,
Cucu kesayanganmu, Qifthi.
0 komentar:
Posting Komentar