"Panjatkan lah do'a-do'a baik dengan cara yang baik untuk orang lain, maka malaikat akan mendo'akan mu seperti yang kamu lakukan..."
Begitu lah kiranya, suatu kalimat yang pernah saya baca pada sebuah buku.
Setidaknya--sampai kemarin--saya masih beranggapan bahwa do'a yang baik adalah do'a yang membawa kebahagiaan. Do'a yang bila Allah kabulkan akan membawa senyum bahagia umatnya. Do'a yang tidak membuat siapapun bersedih atau harus meneteskan air mata--kecuali air mata bahagia. Do'a yang baik mestilah dipanjatkan dengan niat yang baik. Niat untuk tidak menyakiti siapapun melainkan membahagiakan siapapun.
Lalu, malam ini saya dihadapkan pada pertanyaan besar,
"Ya Allah, apakah do'a yang saya panjatkan ini baik? Ya Allah, apakah do'a yang saya panjatkan ini membawa kebaikan bagi orang lain? Ya Allah, apakah do'a yang saya panjatkan ini membawa kebahagiaan untuk saya? Untuk semua orang? Karena sungguh, saya tidak merasa do'a ini baik. Haruskah Ya Allah, saya panjatkan do'a ini? Haruskah Ya Allah, saya gantungkan do'a ini pada pintu-pintu di langitmu? Karena sungguh, saya tidak mampu berbahagia dalam memanjatkannya."
Sekiranya seperti itu.
Saya sungguh tidak mampu mengenali apakah do'a yang akan saya panjatkan ini baik. Sungguh, saya tidak tau apakah do'a yang akan saya panjatkan pantas.
I really never imagined the day would come where i would kneel and raise my hands, then pray like this....
"Ya Allah, jika memang engkau memilih untuk menyembuhkannya, maka angkatlah penyakitnya. Sembuhkanlah ia. Namun jika tidak, maka angkatlah penderitaannya. Lapangkan dan mudahkanlah segalanya."
Though,
It's hurt me so deeply.
It drives me so crazy.
It drives me so crazy.
It makes me so sorry.
But...... i did.
Yes, i did.
Yes, i did.
So,
God, please forgive me.
God, please give him the best.
0 komentar:
Posting Komentar