"Every single woman has a dream about their wedding"
Pernikahan, setiap manusia pasti pernah memiliki harapan tentang bagaimana pernikahannya dilangsungkan, baik wanita ataupun pria. Sebagai wanita (semoga 1, 2 atau 3 tahun ke depan) yang juga akan melangsungkan pernikahan pun memiliki mimpi tentang bagaimana pernikahan itu dilangsungkan.
Bermimpi tentang bagaimana pernikahanku nanti, selalu menyenangkan. Mimpi tentang bagaimana pernikahan itu dilangsungkan, bukan tentang dengan siapa aku menikah. Siapapun ia, semoga kelak kami bertemu dalam sebaik-baiknya waktu dan perasaan. Semoga kelak kami adalah sebaik-baiknya pasangan untuk satu sama lain.
Pernikahanku nanti, aku harap sederhana saja. Sesederhana bagaimana kita menyatu–karenaNYA. Pernikahanku nanti, tidak perlu dirayakan di gedung mewah nan megah, sederhana saja. Cukup di aula masjid (aku sudah punya masjid idaman untuk ini) yang designnya sudah cukup megah, untukku. Pesta resepsinya (semoga boleh) aku ganti dengan acara silahturahmi sederhana, yang tentunya tidak memerlukan pelaminan. Cukup kami (aku dan suamiku nantinya) yang menghampiri para tamu setelah prosesi akad selesai. Dan pastinya aku akan menyediakan cukup kursi untuk para tamu menikmati makanan yang dihidangkan setelah kami selesai saling bersilahturahmi.
Mengingat kelak kami yang akan menghampiri para tamu untuk bersilahturahmi, para tamu pernikahanku nanti tidak akan seramai pernikahan pada umumnya, cukup keluarga kami dan para sahabat. Dibanding berada ditengah orang banyak, aku juga lebih suka berada disekitar mereka yg menyayangiku, rasanya lebih nyaman. Oh ya, aku ingin mengundang beberapa anak kecil yang tidak lagi memiliki orang tua. Mengapa? Mama sering kali bercerita tentang bagaimana pernikahannya dilangsungkan, dan itu adalah salah satu cerita favoritku (setidaknya sampai satu hari menjelang pernikahanku. Setelahnya, kelak pernikahanku lah pernikahan favoritku) dan setiap mendengar ceritanya, aku selalu bersyukur, karena Tuhan sudah sangat baik mempersatukan mereka dan mempercayai mereka sebagai orang tuaku. Karnanya, aku ingin membagi perasaaan bersyukur karena Tuhan mempertemukan orang tua mereka (walau kini mereka tidak lagi memiliki orang tua).
Untuk busana yang akan kami gunakan, aku ingin mengenakan kebaya, rok span dan hijab berwarna putih dengan perpaduan silver. Calon suamiku nanti, ia juga akan mengenakan jas dan celana dengan warna yang sama. Untuk model busananya, sederhana saja. Yang paling penting kami harus nyaman saat digunakan untuk berjalan, terutama untuk rok ku. Untuk sepatunya, aku ingin menggunakan high-heels berwarna silver, tidak perlu terlalu tinggi, 5 atau 7 centi sudah cukup (untuk ini saja mungkin aku harus latihan berjalan jauh-jauh hari). Aku tidak ingin membawa bunga atau apapun, tanganku kelak cukup menggenggam tangan suamiku.
Dan dari semua mimpiku itu, semoga kelak ia, siapapun itu, calon suamiku, memiliki mimpi yang sama tentang bagaimana kelak pernikahan kita diselenggarakan . Agar kelak kita tidak perlu beradu agrumen ide siapa yg lebih baik (karena tentunya ideku yang lebih baik) :D
0 komentar:
Posting Komentar