There's always rainbow after the rain.
Selalu saja seperti itu yang mereka katakan acap kali kukeluhkan semua yang terjadi. Selalu saja mereka gantungkan kembali harapan-harapan yang sudah hanyut bersama semangatku dengan kata-kata pemanis.
Sabar, nanti akan ada kebahagiaan buat kamu.
Mereka bilang.
Rasanya ingin sekali aku jawab dengan satu kata "KAPAN?" namun nyatanya aku terlalu lelah untuk bertanya pertanyaan yang tak memiliki jawaban pasti.
Aku bahkan sering memikirkan kebahagiaan sebahagia apa yang akan datang hingga saat ini aku harus bertahan dengan semua lebam di hatiku, dengan sisa-sisa kekuatan di tulangku yang perlahan-lahan meremuk? Layakkah aku tunggu?
Bagaimana jika "nanti" tidak pernah benar-benar ada untukku?
Bagaimana jika "kebahagiaan" tidak selayak sabarku?
Mengapa harus "nanti" yang kudapatkan? Tidakkah "sekarang" layak aku dapatkan?
Mengapa baru hanya "akan"? Tidakkah "pasti" layak aku terima?
Bisakah dijelaskan? Jika tidak, bisakah diam sementara dan mendengarkan semua keluhku saja?
0 komentar:
Posting Komentar