Kamis, 24 Juli 2014

Sulung


Berat ya jadi anak pertama...

Kalimat tadi baru saja saya ucapkan untuk seorang teman yang sedang berbagi cerita mengenai tanggung jawab sebagai seorang gadis sulung. Ya, semua sulung pasti juga tau bagaimana rasanya mengemban julukan ini. Dilahirkan menjadi seorang sulung juga berarti dilahirkan sebagai calon penanggung jawab sebuah keluarga.

Menjadi sulung, sungguhlah bukan perkara mudah. Apalagi jika Ia jugalah seorang wanita. Mungkin itu yang saya sendiri rasakan. Menjadi sulung untuk sebuah keluarga. Ya, walaupun keluarga saya hanya terdiri dari ayah, ibu dan seorang adik. Juga walalupun kedua orang tua saya tak pernah melimpahkan tanggung jawabnya kepada saya. Namun, tetaplah, keluh-kesah tak pernah lepas.

Engga boleh egois mikirin diri sendiri...

Begitulah teman saya bilang. Dan saya sangat setuju. Kami—sebagai seorang sulung—memang ditakdirkan untuk terkadang menyampingkan keinginan diri sendiri. Terkadang kami juga harus siap menunda bahkan membenam mimpi kami sendiri agar mampu melihat mimpi adik-adik kami mencapai semua mimpi-mimpinya.

Dilahirkan menjadi sulung seperti dilahirkan menjadi seoarang diploma. Ya, kami diharuskan mampu memiliki kemampuan diplomasi untuk menjadi penengah yang baik. Menjadi sulung juga diwajibkan menjadi seorang pendengar yang baik. Kami diwajibkan untuk tidak memihak. Tidak membela siapapun. Dan tidak menggurui siapapun. Inilah hal terberat bagi saya menjadi seorang sulung.

Tapi,

Bersyukurlah menjadi sulung. Karena itu menandakan Tuhan percaya kami—para sulung—mampu dengan segala tanggung jawab yang ada. Dan saya sangat bersyukur, karena Tuhan menyediakan kado terindah untuk seorang sulung setelah semua tanggung jawabnya, yaitu  senyum bahagia keluarganya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

cinderlila's diary Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template