Minggu pertama di tahun 2014 ini, masih sama seperti minggu-minggu sepanjang 2013; masih hanya dilewati dengan berkumpul bersama keluarga atau teman-teman terdekat. Hanya dengan seperti itu pun, sudah terasa begitu menyenangkan. Bersama mereka, rumitnya rutinitas sepanjang bekerja terlupakan. Dan waktu begitu cepat ketika tengah berkumpul bersama mereka.
Berkumpul, bercerita tentang apa saja, mulai dari setumpuk pekerjaan yang kadang membuat emosi turun naik, begitupun perjalanan menuju kantor yang cukup membuat badan letih, dan yang tidak pernah terlupa yaitu tentang kesukaan yang memang sama. Seperti itu saja, dapat membuat kita lupa waktu.
Namun, entah sejak kapan, ada obrolan-obrolan baru yang terselip. Dengan siapapun itu, rasanya obrolan ini kerap kali aku perbincangkan. Entah siapa yang memulai, kami bisa asik sendiri membahas hal ini. Seakan menerawang ke dalam masa depan melalui lorong waktu impian.
Mungkin, karena memang usia kami yang tidak lagi belasan, obrolan ini pun sepertinya memang sudah layak kami pikirkan matang-matang realisasinya. Tentang bagaimana kami mampu menyelenggarakan resepsi pernikahan sesuai dengan impian kami. Tentang bagaimana kelak kami mampu menyediakan "surga"--yang kami sebut rumah--untuk anak-anak kami. Tentang bagimana kelak kami memberikan pendidikan berkualitas untuk anak-anak kami. Dan semuanya akan berujung kepada, bagaimana kami mampu memiliki penghasilan untuk mencukupi semua itu.
Aku sendiri tidak menyangka, obrolan ini menjadi obrolan yang kerap kali kami perbincangkan. Beberapa tahun yang lalu, aku bahkan tidak pernah benar-benar perduli. Namun waktu membawa kami begitu cepat.
Secepat itu, aku rasa, aku pun harus berjuang melawan waktu untuk mewujudkan satu persatu obrolan itu. Entah bagaimana caranya. Ah, mungkin dengan tidak bermain-main dengan waktu dan kesempatan yang ada, salah satunya.
Dari semua obrolan dan pemikiran tersebut aku berharap, seseorang yang kelak menjadi partner untuk mewujudkan semua itu juga sudah memiliki pemikiran yang sama. Bahkan harusnya sudah perlahan berjuang mewujudkannya. Perlahan namun pasti. Kelak, aku akan menjadi penyemangatmu dan kamu akan menjadi penenangku, untuk mewujudkan semua itu.
0 komentar:
Posting Komentar