Enam belas Mei,
Tepat hari itu, dua puluh dua tahun yang lalu, ada seorang bayi dari sepasang suami dan istri yang berbahagia terlahir ke bumi. Dua puluh dua tahun yang lalu, bayi itu menyabut semesta dengan tangis yang membelah cemas. Saat tangis itu meramaikan seisi ruang operasi, terlihat seorang perempuan dengan wajah letih menyambut dengan senang hati. Perlahan menimang bayi tersebut dengan lembut. Yang dengan segenap hati akan selalui ia kasihi. Dan saat itu pula, perempuan itu resmi dijuluki Ibu.
Tepat di luar ruang operasi, ada pria dengan harap-harap cemas menanti, memikirkan bagaimana akan berekspresi. Bahagia sudah pasti, tapi rasa khawatir tak bisa dihindari. Ia berjalan pelan menuju ruangan, kemudian langkah terhenti, bukan karena tak berani, tapi ia terlalu takjub dengan peristiwa ini, karena kini akan ada dua perempuan yang ia cintai. Yang dengan segenap hati akan selalu ia lindungi. Dan saat itu pula, pria itu resmi dijuluki Ayah.
Enam belas Mei, dua puluh dua tahun kemudian,
Segalanya berubah. Bayi tersebut telah menjadi perempuan yang sedang berusaha memperbaiki diri. Perempuan yang tanpa henti bermimpi, tentang kehidupan yang akan ia jalani. Perempuan yang berusaha tetap berdiri, ketika hidup menjatuhkannya lagi dan lagi. Dan dari sekian banyak perubahan, ada dua yang tidak pernah berubah. Perempuan yang dua puluh dua tahun yang lalu resmi dijuluki Ibu & pria yang dua puluh dua tahun yang lalu resmi dijuluki Ayah; tetap mengasihi & melindungi.
*****************************************************************************
Mama & Ayah,
Terima kasih untuk kasih yang tak bersyarat dan tanpa henti.
-Bayi mungil dua puluh dua tahun yang lalu-
0 komentar:
Posting Komentar